Sumber: BBC Indonesia | Editor: Asnil Amri
SINGAPURA. Hanya butuh sentuhan halus untuk memindahkan seisi data kartu prabayar ke tablet android yang dipegang Firman Azhari.
Seperti yang diberitakan BBC Indonesia, temuannya itu telah mengantar mahasiswa S2 Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung ini meraih juara pertama Kompetisi Kaspersky Academy tingkat Asia Pasifik dan Timur Tengah di kampus National University of Singapore.
NFC dalam bahasa elektronika adalah kepanjangan dari near field communication atau dalam bahasa sederhana dalam jarak dekat, data antara dua perangkat berbeda bisa dipindahkan.
"NFC bekerja dalam medan dengan jarak dekat, jadi secara efektif kita bisa melakukan komunikasi dengan kartu atau apa pun dalam jarak efektif 1-3 cm," kata Firman dalam wawancara dengan BBC Indonesia, Rabu (10/4).
Menurut Firman, ancaman akan keamanan kartu berbasis NFC muncul setelah banyak produk telepon pintar membenamkan teknologi NFC dalam ponsel terbaru mereka.
Rasa penasaran akan keamanan kartu berbasis NFC seperti kartu prabayar dituangkannya dalam makalah berjudul "Detection of Security Vulnerability in Indonesian NFC Application" yang dilombakan di Singapura.
Meski hasil risetnya terbilang serius, ia mengaku sempat tidak percaya diri setelah melihat karya-karya para peserta lain, Firman justru membuat para juri tercengang setelah berhasil "mencuri" isi kartu tanda mahasiswa Malaysia yang juga berfungsi sebagai kartu perjalanan elektronik untuk bus dan kereta api.
Selain diganjar hadiah uang sebesar US$1.000, mahasiswa berusia 23 tahun itu akan maju dalam Kompetisi Kapersky tingkat dunia yang diadakan di Royal Holloway University of London, Inggris.
Bertemu Bank Indonesia
Meski menegaskan bahwa kartu NFC di Indonesia mayoritas masih aman, temuannya tak urung memicu rasa ingin tahu Bank Indonesia.
Hari ini ia diundang bertemu dengan sejumlah pejabat Bank Indonesia untuk berbincang mengenai temuannya.
"Pertemuan hari ini ekspose tentang apa yang sudah saya kerjakan, mungkin mereka dapat latar belakang dari media kalau saya bisa tembus kartu," kata Firman.
"Lebih pada sosialisasi kartu apa saja yang bisa dilihat, kartu apa saja yang belum dan potensi penyalahgunaannya bagaimana ke depan," tambahnya.
Bank Indonesia membagi instrumen pembayaran jadi beberapa yaitu uang tunai, kartu debit, kartu kredit dan kartu prabayar.
"Di Indonesia kartu berbasis NFC banyak dipakai untuk kartu prabayar yang tidak terhubung dengan simpanan, kalau di negara lain kartu kredit sudah ditanamkan NFC," kata dia lagi.
Menurut Firman, rentannya pembobolan kartu NFC seharusnya membuat para penerbit kartu menerapkan sistem keamanan mumpuni dan untuk mengikuti tren teknologi khususnya NFC.
"Karena kalau tidak di-update informasi tentang kerentanan keamanan bisa jadi tidak diketahui dan akhirnya asal terbit atau asal issue karena cuma mementingkan mudah dan cepat tapi tidak memikirkan sisi keamanannya," kata dia.
Ia menyarankan agar para penerbit kartu melakukan semacam benchmark dengan institusi dalam dan luar negeri, seperti di Eropa. (BBC Indonesia)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News