kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mandiri batal terbitkan MTN dan KIK EBA


Jumat, 30 Mei 2014 / 08:05 WIB
Mandiri batal terbitkan MTN dan KIK EBA
ILUSTRASI. Cara update Android 13 Vivo dan daftar hp yang kebagian Funtouch OS 13.


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dessy Rosalina

JAKARTA. Kondisi perekonnomian global yang penuh tanda tanya menyurutkan niat Bank Mandiri mencari dana segar lewat penerbitan surat utang atau obligasi. Bank berlogo pita emas ini resmi membatalkan penerbitan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA) dan Medium Term Notes (MTN).

Kepastian pembatalan rencana itu diungkap oleh Royke Tumilaar, Managing Director Tresury, Financial Institution and Special Asset Management Bank Mandiri. "Penerbitan kedua surat utang itu tertunda," katanya, kepada KONTAN.

Sekadar menyegarkan ingatan, sejak awal tahun, Mandiri berniat meraup dana segar dari pasar modal lewat penerbitan KIK EBA dan MTN. Detilnya, penerbitan KIK EBA sebesar Rp 500 miliar - Rp 700 miliar di semester I-2014 dan penerbitan MTN senilai Rp 5 triliun – Rp 8 triliun di semester II.

Dua rencana penerbitan surat utang ini bahkan sudah masuk dalam rencana bisnis bank (RBB). Royke menyebut, salah satu pertimbangan Mandiri membatalkan penerbitan dua surat utang itu adalah kondisi makro ekonomi Amerika Serikat (AS). Asumsinya, Bank Sentral AS alias Federal Reserve (The Fed) berpotensi menaikan suku bunga pada pertengahan tahun 2015.

Mengacu pada asumsi ini, penjualan obligasi di semester II tahun ini bakal masuk kondisi perang bunga lantaran pelaku pasar berharap bunga yang tinggi. Itu artinya, perusahaan harus rela merogoh kocek lebih besar untuk membayar beban utang.

Kendati membatalkan rencana penerbitan MTN dan KIK EBA, Royke mengklaim Mandiri masih memiliki kelebihan likuiditas dalam denominasi rupiah maupun valuta asing (valas). Namun, tentu bukan perkara mudah bagi Mandiri mengamankan likuiditas. Sebab, demi mewujudkan ambisi menjadi bank yang tampil di kancah ASEAN, Mandiri membutuhkan dana jumbo mencapai Rp 12 triliun.

Kebutuhan dana itu untuk sederet rencana pertumbuhan anorganik. Misal, dalam waktu dekat Mandiri bakal membentuk perusahaan patungan (joint venture) berbentuk perusahaan multifinance. Perusahaan patungan ini akan menggarap pembiayaan kendaraan roda dua di pasar luar Jawa.

Selain itu, Mandiri juga masih mencari target akuisisi berupa bank yang bergerak di bisnis ritel. Selain kas internal, Mandiri akan memanfaatkan berbagai sumber pendanaan. "Pokoknya, dalam bentuk apapun, tapi tidak termasuk obligasi," ujar Pahala Mansuri, Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×