kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Bank Mandiri mencari dana untuk akuisisi


Kamis, 22 Mei 2014 / 09:59 WIB
Bank Mandiri mencari dana untuk akuisisi
ILUSTRASI. Manfaatkan Promo Traveloka 3P dengan Diskon Tiket Travel Hingga Rp 50.000


Reporter: Issa Almawadi, Nina Dwiantika | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Bank Mandiri terus mematangkan rencananya untuk unjuk gigi di kancah perbankan ASEAN. Salah satu caranya adalah, bank berlogo pita emas ini masih getol mencari objek akuisisi berupa lembaga keuangan.

Di paruh kedua tahun ini, Bank Mandiri fokus mencari target akuisisi berupa bank yang bergerak di bisnis ritel. "Jika bank, kami cari yang bergerak di ritel," tutur Pahala N. Mansuri, Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri, Rabu (21/5). Namun, bank plat merah ini tidak menutup kemungkinan mengakuisisi perusahaan non-bank.

Mandiri tengah merampungkan pendirian perusahaan multifinance. Perusahaan berbentuk patungan (joint venture) itu akan menggarap pembiayaan kendaraan roda dua di pasar luar Jawa

Sembari mencari target akuisisi, Mandiri mematangkan rencana pendanaan akuisisinya. Kebutuhan dana untuk pertumbuhan anorganik itu Rp 12 triliun. Mandiri akan menggunakan kas internal untuk membiayai sebagian dari total kebutuhan dana itu.

Kebutuhan dana tersebut termasuk untuk membiayai akuisisi 80% saham Inhealth. Awal bulan ini, Mandiri telah merampungkan transaksi pembelian 60% saham perusahaan asuransi tersebut yang nilainya berkisar Rp 1 triliun. "Diperkirakan akan memakan biaya Rp 1,2 triliun-Rp 1,3 triliun," ujar Pahala.

Selain kas internal, Mandiri akan memanfaatkan berbagai sumber pendanaan. Saat ini Mandiri masih mematangkan opsi sumber pendanaan yang dimaksud. Yang pasti, Pahala menegaskan, penerbitan surat utang atau obligasi tak menjadi pilihan dalam meraup dana segar. "Pokoknya, dalam bentuk apapun, tapi tidak termasuk obligasi," imbuhnya. Padahal, di awal tahun ini, Mandiri pernah berencana menerbitkan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA) sebesar Rp 500 miliar - Rp 700 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×