Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Tahun Kuda Kayu menjadi tahun yang sulit bagi industri pembiayaan mencari sumber pendanaan. Likuiditas ketat dan suku bunga obligasi yang menjulang menjadi momok yang membebank pelaku industri pembiayaan.
Hal itu juga yang dirasakan PT Mandiri Tunas Finance (MTF), yang bernaung di bawah PT Bank Mandiri Tbk sebagai induknya. Memang hingga September 2014, MTF mencatat ada kenaikan sumber pendanaan sekitar 30%, dari perolehan akhir 2013 yang sebesar Rp 8,6 triliun. Namun, hingga akhir tahun nanti, MTF masih butuh pendanaan lagi sebesar Rp 1 triliun hingga Rp 1,5 triliun.
Presiden Direktur Mandiri Tunas Finance (MTF), Ignatius Susantyo Wijoyo bilang, mencari sumber pendanaan pada tahun ini cukup menantang. Beruntung, MTF ditopang oleh induknya. Sejauh ini, mayoritas sumber pendanaan MTF masih berasal dari Bank Mandiri dengan porsi 80%. Sementara sisanya, ditutup dari penerbitan obligasi dan pinjaman bilateral dengan bank lain.
Sedangkan untuk melakukan joint financing dengan bank lain cukup sulit lantaran persoalan likuiditas. Ignatius bilang, pihaknya akan meluaskan kerjasama dengan perbankan untuk memberikan pendanaan dan joint financing. "BPD-BPD (bank pembangunan daerah) itu ternyata mempunyai sumber dana yang cukup banyak. Makanya kami pakai BPD Jabar, Bank DKI," tutur Ignatius.
Namun itu belum cukup. Rencananya, MTF akan membuka kerjasama dengan dua bank hingga tiga bank besar. MTF pun menepikan rencana penerbitan obligasi hingga akhir 2014. Seturut dengan likuiditas yang ketat, penyaluran pembiayaan MTF pun juga rada seret. Hingga akhir 2014, perusahaan pembiayaan ini memperkirakan, penyaluran kredit sulit memenuhi target yang ditetapkan pada awal tahun.
Catatan saja, di awal tahun ini, Mandiri Tunas Finance menargetkan penyaluran pembiayaan sebesar Rp 16 triliun. "Namun sepertinya akan di bawah itu. Tapi, kami harapkan bisa menyalurkan pembiayaan di atas Rp 15 triliun," imbuh Ignatius.
Dengan sumber pendanaan yang sulit dan suku bunga cukup tinggi, mau tidak mau perusahaan pembiayaan harus menaikkan bunga kredit. Hal itu dilakukan MTF, Maret lalu, dengan besaran kenaiakn bunga antara 1%-1,5%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News