Reporter: Umi Kulsum, Yuwono Triatmodjo | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Mapfre SA (Mapfre) kini resmi menjadi mengendali saham PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk (ABDA). Hal tersebut terjadi pasca Mapfre menambah kepemilikan sahamnya di ABDA sebanyak 31%, dari semula memiliki 20% menjadi 51% saham.
Terhitung mulai Juni 2017, laporan keuangan ABDA bakal sepenuhnya terkonsolidasi ke dalam kinerja keuangan Mafre Group. Hal tersebut ditegaskan Candra Gunawan, Direktur Utama Asuransi Bina Dana Arta, kepada KONTAN, Rabu (14/6).
Mafre telah menyelesaikan akuisisi atas 192.450.071 saham asuransi ABDA yang mewakili 31% saham perusahaan yang ditempatkan dan disetor. Transaksi terlaksana pada Senin pekan ini (12/6). Usai pembelian tersebut, maka kepemilikan Mapfre di ABDA bertambah menjadi 316.611.407 saham, yang setara 51%.
Nilai akuisisi 31% saham ABDA oleh Mapfre, lanjut Candra, bernilai sekitar 90 juta atau setara Rp 1,34 triliun. Hitungan kasar, akuisisi tersebut terjadi di kisaran harga Rp 6.967 per saham.
Keputusan Mapfre, perusahaan asal Spanyol, menambah kepemilikan di ABDA adalah untuk mempertegas ekspansi Grup Mapfre ke pasar perasuransian di Indonesia. "Mapfre sudah ada di Asia, seperti di Shanghai, Jepang, Filipina. Nah mereka akan mengembangkan pasar di Indonesia," imbuh Candra.
Penawaran tender
Laporan terakhir manajemen ABDA ke Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan, pihak pemegang saham ABDA adalah Mapfre sebanyak 20%, Citibank Singapore A/C CBSG-UPB SA 16,7%, dan Dwijanto Gondokusumo 5,32%. Adapun sisa pemilik 57,98% saham dimiliki oleh publik.
Mafre ke depan akan tunduk pada ketentuan yang berlaku, yakni melaksanakan penawaran tender (tender offer) atas sisa saham ABDA. Namun tidak disebutkan oleh Candra, kapan dan pada harga berapa tender offer itu bakal dilakukan.
Mapfre sendiri merupakan perusahaan asuransi terkemuka di Spanyol. Perusahaan ini merupakan satu dari sepuluh perusahaan asuransi teratas dalam hal jumlah premi di Eropa.
Menanggapi aksi korporasi ini, Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) Otoritas Jasa Keuangan, Dumoly Pardede mengatakan, hal tersebut merupakan aksi untuk memperkual risk based capital (RBC) dan ekspansi. Namun sampai saat ini, kata Dumoly, belum ada lagi investor asing yang berminat kembali mencaplok perusahaan asuransi di Indonesia.
Hingga Maret 2017, laba tahun berjalan ABDA naik 5,22% menjadi Rp 42,74 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News