kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Margin dan Bunga Masih Tinggi, BI Memantau Bank Digital


Rabu, 24 Agustus 2022 / 23:22 WIB
Margin dan Bunga Masih Tinggi, BI Memantau Bank Digital
ILUSTRASI. Layar menampilkan logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Kamis (17/6/2021). Bank Indonesia memutuskan mempertahankan suku bunga acuan BI (BI 7-Day Reverse Repo Rate/BI7DRR) di level 3,5 persen. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/hp.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) akhirnya menaikkan bunga acuan 25 basis menjadi 3,75%. Muncul kekhawatiran, di tengah lambannya bank menurunkan bunga kredit, kenaikan bunga acuan itu bakal menjadi kesempatan bankir kembali mengerek bunga. 

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperlihatkan, margin bunga alias net interest margin (NIM) perbankan di Juni 2022 mencapai 4,69%. Meningkat dibandingkan posisi  sama tahun lalu di level 4,56%

Saat bunga rendah saja, bank mampu mencetak margin  tinggi, apalagi ada kesempatan menaikkan bunga. Ada dua faktor penyebab margin tinggi, yakni bank mampu menekan biaya dana atau bank malas menurunkan bunga kredit,

Gubernur BI, Perry Warjiyo menyatakan, sejumlah bank sudah menurunkan suku bunga kreditnya. “Namun, sejumlah bank lain masih lambat melakukan penurunan suku bunga. Salah satunya karena biaya operasional yang masih tinggi,” papar Perry secara virtual pada Selasa (23/8). 

Salah satu jenis bank yang memiliki biaya tinggi adalah bank digital. Dan bank digital memang mencetak margin tinggi hingga dobel digit. Bank Jago (ARTO) mencatatkan kenaikan NIM dari 5% di Juni 2021 menjadi 10,8% di Juni 2022. Ada juga, NIM Bank Neo Commerce (BBYB) naik 5,13% menjadi 10,16% di separuh pertama 2022. 

Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti mengakui  NIM perbankan  di Indonesia masih tinggi saat ini. Meski suku bunga dasar kredit (SBDK) menurun. "Kami  melihat, beberapa bank, khususnya bank digital memang relatif lebih tinggi, Akan kami pantau," kata Destry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×