kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Masih jago cari untung, return on asset (ROA) bank besar bertumbuh di tahun lalu


Selasa, 05 Februari 2019 / 13:12 WIB
Masih jago cari untung, return on asset (ROA) bank besar bertumbuh di tahun lalu


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sampai dengan akhir tahun lalu, rasio profitabilitas alias return on asset (ROA) perbankan masih mengalami perbaikan. Merujuk Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ROA perbankan per November 2018 tercatat sebesar 2,52% meningkat dari periode tahun sebelumnya 2,48%.

Hal itu disebabkan laba perbankan masih tumbuh 10,59% secara year on year (yoy) menjadi Rp 183,71 triliun. Di sisi lain, rata-rata total aset perbankan di Tanah Air tumbuh sedikit lebih rendah yakni 8,87% yoy menjadi Rp 7.290,85 triliun.

Posisi ROA di akhir tahun 2018 tersebut juga merupakan yang paling tinggi selama empat tahun terakhir. Hal ini menandakan masih besarnya kemampuan perbankan untuk menghasilkan laba.

Meski begitu, ada beberapa bank besar yang justru mencatatkan ROA relatif stabil. Ambil contoh, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang mencatatkan ROA 3,68% pada akhir tahun 2018 lalu. Posisi tersebut turun tipis dari tahun sebelumnya 3,69%.

Walau begitu, Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo menuturkan posisi tersebut masih cukup besar bila dibandingkan dengan rata-rata industri.

Realisasi ROA yang relatif tinggi di BRI dikarenakan aset dan laba perseroan tumbuh signifikan. Laba bersih BRI tahun lalu tercatat naik 11,6% yoy menjadi Rp 32,4 triliun. Sedangkan total aset menembus Rp 1.296,9 triliun atau tumbuh 15,2% dibandingkan posisi Desember 2017 sebesar Rp 1.126,2 triliun.

"Strateginya adalah mengoptimalkan aset baik tingkat pertumbuhannya dan komposisinya dalam arti earning asset tumbuh. Maupun kualitas NPL (non performing loan) yang rendah," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (4/2).

Catatan saja, tahun lalu posisi NPL gross BRI mencapai 2,14% naik dari 2,1% tahun 2017. Sementara NPL nett terjaga rendah di 0,92% meski naik dibanding posisi tahun sebelumnya 0,88%.

Haru pun menyebut kalau tahun ini pihaknya memprediksi ROA masih akan stabil dengan capaian di tahun lalu. Walau demikian, ada potensi ROA BRI bakal terkerek naik tahun ini.

Hal ini dikarenakan pihaknya masih berupaya untuk terus memperbesar aset, dengan target raihan secara total menembus Rp 1.400 triliun di tahun 2019 atau naik 8% yoy. Sedangkan laba diprediksi mampu tumbuh 10% sampai 12% tahun ini.

Berbeda, sejumlah bank plat merah yang sudah memaparkan kinerjanya justru mencatat ROA tumbuh besar. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) misalnya membukukan ROA 2,78% akhir tahun lalu, naik tiga basis poin (bps) dari periode setahun sebelumnya.

Sementara PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)mencatat realisasi pertumbuhan ROA paling tinggi dari 2,57% di akhir 2017 menjadi 2,97% akhir tahun lalu. Hal ini dikarenakan laba bersih Bank Mandiri melesat naik 21,2% yoy menjadi Rp 25,02 triliun. Sedangkan kenaikan aset relatif lebih rendah alias hanya tumbuh 6,9% menjadi Rp 1.202,25 triliun.

Sebagai tambahan informasi saja, secara industri sumbangan ROA terbesar masih dipegang oleh kelompok BUKU IV yang mencapai 3,24% per November 2018 atau tumbuh dari 3,15% di tahun 2017.

Sementara BUKU I, II dan III justru mencatatkan penyusutan ROA menjadi masing-masing 1,56, 1,51% dan 1,82% pada sebelas bulan pertama tahun lalu. Posisi ini turun dari November 2017 dengan realisasi BUKU I dan II sebesar 1,61% dan BUKU III 1,84%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×