Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) menyebut bahwa pelemahan rupiah bisa berefek ke bisnis ekspor impor.
I Made Budhi P. Artha, Head, Global Market & Corporate Treasury Maybank Indonesia mengatakan, dengan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS lebih dari Rp 15.000, maka sedikit banyak akan mempengaruhi dunia usaha dan ekspor impor.
“Pada level ini memang belum terlihat, walaupun dengan volatilitas dan pelemahan seperti ini akan sedikit banyak mempengaruhi dunia usaha dan aktivitas ekspor impor,” kata Made kepada kontan.co.id, Kamis (4/10).
Menurut Made, Maybank Indonesia sudah melakukan manajemen valuta asing dengan menerapkan monitoring secara terpadu dan real time. Dengan ini maka efek pelemahan rupiah adalah lebih ke bagaimana penyesuaian bank terhadap kondisi nilai tukar.
Maybank Indonesia mencatat dengan pelemahan rupiah ini, ada beberapa nasabah yang masih terpapar risiko mata uang. Meskipun sebagian besar diantaranya sudah melakukan lindung nilai sebelumnya.
Terkait indikator risiko valas seperti posisi devisa neto, Maybank Indonesia mencatat masih terkendali dengan angka yang tidak terlalu besar. Kebutuhan valas, menurut Made lebih digunakan untuk mensupport kebutuhan nasabah.
Pelemahan rupiah ini akan menyebabkan debitur sektor rill mengalami kenaikan ongkos produksi sehingga nasabah akan terpapar imported inflation.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News