Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis asuransi umum di paruh pertama tahun ini masih menunjukkan kinerja positif meski pandemi Covid-19 belum berakhir. Hal tersebut terlihat dari enam emiten asuransi umum yang telah mengumumkan laporan keuangannya memiliki kinerja positif meskipun dua emiten lain masih mengalami kontraksi.
Jika melihat data OJK, pendapatan premi bruto asuransi umum di paruh pertama tahun ini masih tumbuh 2,58% year-on-year menjadi Rp 33,95 triliun. Sebagai perbandingan, di tahun sebelumnya pendapatan premi brutonya mencapai Rp 33,09 triliun.
Salah satu emiten yang mencatatkan pertumbuhan premi di periode ini yaitu PT Lippo General Insurance Tbk (LPGI). Tercatat, premi bruto yang dibukukan LPGI sebesar Rp 1,02 triliun yang berarti tumbuh 29,87% yoy.
Hasil tersebut dipengaruhi oleh lonjakan beberapa lini bisnis seperti asuransi kebakaran atau properti yang meningkat hingga 32,82% yoy menjadi Rp 174,8 miliar. Tak hanya itu, portofolio terbesar LPGI yaitu asuransi kesehatan juga tumbuh 13% yoy menjadi Rp 608 miliar.
“Premi bertumbuh di semua lini asuransi kecuali kendaraan bermotor. Hasil ini tidak terlepas dari semakin bertambahnya kepercayaan klien kepada Lippoinsurance meski di tengah pandemi,” ujar Presiden Direktur LPGI Agus Benjamin kepada Kontan.co.id.
Baca Juga: Premi industri asuransi sentuh Rp 62 triliun hingga Juni 2021
Agus optimistis kinerja positif ini masih bisa berlanjut dengan lebih baik di sisa tahun 2021. Menurutnya, fundamental Lippo General Insurance tergolong dalam posisi yang kuat ditambah dengan penanganan pandemi dan vaksinasi yang terus dilakukan pemerintah.
“Roda bisnis akan terus berputar seiring penanganan pandemi dan kesuksesan vaksinasi,” imbuh Agus.
PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk (AHAP) juga mencatatkan pertumbuhan premi yang positif hingga 56,75% you sehingga premi bruto yang didapat sebesar Rp 301,26 miliar.
Lonjakan tersebut dipengaruhi oleh pertumbuhan lini bisnis asuransi pengangkutan yang mencapai 240% yoy atau senilai Rp 17,4 miliar. Sementara itu, lini bisnis asuransi kebakaran juga melonjak 128,8% yoy sehingga menjadi Rp 103,96 miliar.
Sementara itu, PT Asuransi Jasa Tania Tbk (ASJT) juga mengalami pertumbuhan premi. Pendapatan premi bruto ASJT mengalami kenaikan hingga 14% yoy menjadi Rp 114 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp 100 miliar.
Adapun, lini bisnis yang memiliki kontribusi terbesar di ASJT, antara lain asuransi harta benda yang memiliki porsi 45,6% dengan nilai Rp 52 miliar. Dilanjutkan dengan asuransi rekayasa dan asuransi pengangkutan barang yang masing-masing memiliki porsi 17,54% dan 14,91%.
Tiga emiten asuransi lain yang mengalami pertumbuhan premi bruto ialah PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk (AMAG) yang tumbuh 12,44% atau senilai Rp 1,27 triliun, PT Asuransi Dayin Mitra Tbk (ASDM) yang tumbuh 9,45% dengan nilai Rp 683 miliar, dan PT Asuransi Adira Dinamika Tbk dengan pertumbuhan mencapai 5,33% atau senilai Rp 1,18 triliun
Selain itu, penurunan premi bruto juga masih dibukukan oleh beberapa emiten seperti PT Asuransi Bina Dana Artha Tbk (ABDA) dari Rp 348 miliar menjadi Rp 322 miliar pada semester pertama. Begitupun dengan PT Mallaca Trust Wuwungan Insurance Tbk (MTWI) yang turun 21,23% yoy menjadi Rp 141 miliar.
Baca Juga: Masih terjaga, RBC industri asuransi jiwa capai 647,7% pada akhir semester I
Menanggapi hal tersebut, Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody A.S. Dalimunthe bilang keberhasilan pertumbuhan premi tergantung pada bagaimana perusahaan asuransi berusaha menyikapi dampak pandemi covid-19 dengan cara mereka masing-masing.
Menurutnya, secara makro AAUI melihat pertumbuhan di paruh pertama tahun ini dikarenakan optimisme dunia usaha saat pemerintah berupaya menjaga kondisi perekonomian dan aktivitas ekonomi masyarakat meskipun juga tetap memperhatikan kondisi penularan covid-19.
“Kegiatan vaksinasi sudah menunjukkan progres sehingga menumbuhkan kepercayaan dan optimisme masyarakat dalam menjalankan kegiatan usaha,” ujar Dody.
Sementara itu, Dody juga menyebut salah satu kunci sukses perusahaan asuransi menghadapi pandemi adalah penyiapan produk asuransi yang pas dengan kebutuhan masyarakat dengan menggunakan platform digital yang memudahkan akses terhadap layanan produk asuransi tersebut.
“Kolaborasi dengan pihak lain juga membuat konsumen asuransi akan mendapatkan layanan yang menyeluruh. Contoh yang telah dilakukan misalnya produk asuransi kesehatan yang berkolaborasi dengan layanan dokter online,” pungkas Dody.
Selanjutnya: OJK lihat potensi perpanjang restrukturisasi, kepastiannya diumumkan akhir Agustus
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News