kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Melalui Holding Ultra Mikro, Erick Thohir Yakin Porsi Kredit UMKM BRI Capai 85%


Jumat, 17 Desember 2021 / 16:44 WIB
Melalui Holding Ultra Mikro, Erick Thohir Yakin Porsi Kredit UMKM BRI Capai 85%


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri BUMN Erick Thohir yakin Bank BRI dapat melakukan ekspansi lebih agresif melalui dukungan integrasi dan konsolidasi anak usaha melalui Holding BUMN Ultra Mikro.

Melalui aksi korporasi rights issue yang mencapai Rp 95,9 triliun, BRI kini terkonsolidasi dengan PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) yang kuat di segmen ultra mikro dan mikro.

Tidak hanya itu, kehadiran holding tersebut dapat menjadi lokomotif pemulihan ekonomi. Dengan memantik permodalan di segmen ultra mikro, Erick optimistis pemulihan ekonomi nasional dapat terakselerasi secara optimal.

Baca Juga: HUT ke-126 BRI: Wujud Transformasi, Memberi Makna Indonesia

“Kita bisa membuktikan penggabungan ini bagaimana market percaya bahwa kalau kita mempunyai bisnis model yang baik, bisnis proses yang baik," kata Erick, dalam keterangan resmi, Jumat (17/12).

Artinya, menurut Erick, BRI mempunyai bisnis model fokus yang jelas sehingga bisa bersaing dalam keterbukaan pasar di era digital.

Ia berharap BRI dapat menjadi garda terdepan dalam penyaluran permodalan bagi segmen ultra mikro dan UMKM. Komposisi segmen UMKM dalam proporsi kredit BRI diproyeksikan bisa mencapai 85% pada 2025.

“Saya ingin memastikan, dengan holding BUMN Ultra Mikro, menjadikan BRI sebagai leader yang akan memastikan UMKM berkembang baik dan menjadi besar,” jelas Erick.

Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan bahwa sejak 2016 BRI sudah merancang strategi untuk menjaga pertumbuhan perseroan melalui konsep besar BRIvolution 1.0.

Program tersebut diuji coba pada 2017 dan telah dilaksanakan hingga tahun 2020 lalu. Saat itu, program ini berlandaskan BRIvolution 1.0. Namun, sejak awal 2020 masalah pandemi Covid-19 melanda Indonesia.

Karena itu, transformasi BRI dilanjutkan menjadi BRIvolution 2.0, dan visi besar BRI pun turut diubah menjadi The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia. Pihaknya sadar hadirnya tantangan ini mendorong BRI untuk semakin terlibat di seluruh komponen anak perusahaan.

Baca Juga: Erick Tohir sebut penguatan nilai AKHLAK sambut generasi emas Indonesia 2045

Selain itu, fokus lainnya adalah menjadi Champion of Financial Inclusion untuk mengembalikan fokus bank dengan jejaring terluas, khususnya di segmen UMKM termasuk usaha Ultra Mikro (UMi).

"Kami mencari sumber pertumbuhan baru dengan prinsip go smaller, dengan fokus pada segmen usaha yang lebih kecil dari mikro yakni ultra mikro. Tentunya dengan tenor pendek sesuai kebutuhan atau go shorter," terangnya.

BRI pun memperkuat digitalisasi layanan jasa keuangannya atas prinsip go faster, sehingga prinsip go cheaper atau berbiaya murah dan efisien tercipta. Transformasi BRI fokus pada dua area utama, yakni digital dan kebudayaan.

"Transformasi digital dilakukan dengan fokus untuk mendapatkan efisiensi melalui digitalisasi proses bisnis, dan menciptakan value baru melalui new business model,” ungkap Sunarso.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×