Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Muamalat Indonesia Tbk membukukan laba bersih senilai Rp 31,61 miliar hingga akhir September 2022. Laba ini naik 332,42% year on year (yoy) dari periode sama tahun lalu Rp 7,31 miliar.
Lonjakan laba Bank Muamalat ini didorong pertumbuhan pendapatan berbasis komisi alias fee based income yang mencapai Rp 568,97 miliar. Nilai ini meningkat 70,51% yoy dari posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp 333,68 muliar.
Sehingga, laba operasional dari bank syariah pertama ini melesat 112,25% yoy dari Rp 31,34 miliar menjadi Rp 66,52 miliar di kuartal III 2022.
Direktur Utama Bank Muamalat Achmad Kusna Permana mengatakan, pertumbuhan kinerja ini lantaran bisnis yang dijalankan Bank Muamalat sudah kembali ke koridor normalnya. Maklum, Bank Muamalat baru saja mendapatkan kepastian investor dari Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).
Baca Juga: Bank Muamalat Bidik Transaksi Perbankan Syariah di Ekosistem Muhammadiyah
Selain mencari investor baru ini, Bank Muamalat cenderung menahan bisnis. Permana mengatakan, tahun 2022 masih menjadi tahun konsolidasi bagi Bank Muamalat.
“Kondisi sekarang sudah berbalik, berbeda dengan setahun lalu, saat BPKH belum masuk, modal belum ada, masalah masih banyak. Sekarang masalahnya sudah selesai semua, dan kami mulai bangun aset dan profitabilitas makin bagus,” ujar Permana di Jakarta pada Selasa (22/11).
Adapun rasio pembiayaan bermasalah atau non-performing financing (NPF) berhasil ditekan dari 4,94% menjadi 2,35% pada September 2022.
Dari sisi penghimpunan dana, total dana pihak ketiga (DPK) Bank Muamalat terpantau tumbuh tipis dari Rp 43,82 triliun pada September 2021 menjadi Rp 44,95 triliun tahun ini.
Sedangkan, net operating margin (NOM) naik menjadi 0,18%. Sementara itu, return on assets (ROA) dan return on equity (ROE) masing-masing berada di posisi 0,09% dan 0,84%.
Permana optimistis, di tahun 2022 ini bakal terjadi tambahan pembiayaan baru senilai Rp 3,2 triliun. Rinciannya, Rp 1,6 triliun dari sektor ritel dan konsumer dan Rp 1,6 triliun lagi dari sektor dari korporasi.
Ia yakin penyaluran pembiayaan di 2023 bisa lebih tinggi dari tahun ini. Namun, ia belum merinci target pertumbuhan pembiayaan karena harus berkonsultasi dulu kepada BPKH sebagai pemegang saham dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator.
Baca Juga: Bank Muamalat Bidik Salurkan Pembiayaan Umrah dan Haji Plus Rp 30 M hingga Akhir 2022
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News