kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Melirik kondisi likuiditas Bank Bukopin bulan Mei 2020


Minggu, 28 Juni 2020 / 18:16 WIB
Melirik kondisi likuiditas Bank Bukopin bulan Mei 2020
ILUSTRASI. Nasabah mencoba fasilitas Digital Lounge Bank Bukopin di Jakarta, Rabu (10/7). Bank Bukopin di hari ulang tahun ke-49 meluncurkan Digital Lounge dengan fasilitas layanan Bukopinnet Ritel, USSD kartu kredit, kredit pensiunan, program VICA, program ASTRID d


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi likuiditas PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) dalam beberapa pekan terkahir tengah menjadi sorotan. Bahkan, pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun secara berkala telah menyurati para pemegang saham BBKP termasuk pihak manajemen untuk segera menuntaskan masalah tersebut.

Sejatinya, bila merujuk laporan keuangan kuartal I 2020, posisi keuangan Bank Bukopin memang terbilang masih stabil. Kendati ada beberapa rasio keuangan yang sudah mendekati batas threshold, seperti Capital Adequacy Ratio (CAR) yang tercatat sebesar 12,59%.

Beberapa indikator likuiditas juga tercatat mendekati threshold (sebelum direlaksasi OJK) seperti Net Stable Funding Ratio yang sebesar 100,84% dan Liquidity Coverage Ratio (LCR) yang sebesar 115,67%.

Lalu seperti apa kondisi keuangan Bank Bukopin terkini? Bila merujuk laporan keuangan bulan Mei 2020 memang ada penurunan secara tahunan atau year on year (yoy).

Hal ini terlihat dari dana pihak ketiga (DPK) yang per Mei 2020 mencapai Rp 60,43 triliun. Posisi tersebut secara tahunan menurun sekitar 16,11% yoy dari Rp 72,04 triliun.

Baca Juga: Ada dua opsi alternatif penambahan modal di Bank Bukopin, begini isinya

Jika diperinci, penurunan DPK tertinggi terjadi pada dana mahal alias deposito sebesar 27,21% yoy dari Rp 45,79 triliun di bulan Mei 2019 menjadi Rp 33,32 triliun akhir Mei 2020.

Dalam pos aset, juga terjadi penyusutan di beberapa instrumen penempatan dana. Seperti penempatan pada Bank Indonesia yang turun 79,34% yoy dari Rp 5,24 triliun per Mei 2019 menjadi Rp 1,08 triliun.

Lalu, penempatan dana di surat berharga secara total juga turun drastis dari Rp 8,86 triliun menjadi hanya sebesar Rp 997,28 triliun.

Secara tahunan, jumlah tersebut menurun sangat drastis sebesar 88,74% yoy. Tetapi kabar baiknya, kendati dalam kondisi tidak optimal, Bank Bukopin masih mencatatkan realisasi kredit yang tumbuh 4,54% yoy menjadi Rp 64,55 triliun per akhir Mei 2020.

Selain itu kendati menurun, Bank Bukopin masih bisa mencatatkan laba sebesar Rp 57,07 miliar pada bulan kelima tahun 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×