Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. AwanTunai berhasil mengumpulkan pendanaan utang (debt financing) hingga sebesar US$ 60 juta. Skema melalui putaran pembiayaan sindikasi yang dipimpin oleh investor berbasis dampak asal Amerika Serikat (AS), Accial Capital.
Pendanaan untuk perusahaan rintisan fintech Indonesia, yang berfokus pada ekosistem rantai pasok fast moving consumer goods (FMCG) tersebut, merupakan bagian kemitraan strategis yang melibatkan beberapa perusahaan jasa keuangan global. Beberapa perusahaan tersebut antara lain Variant Investments, Developing World Markets (DWM), Swiss responsAbility, Symbiotics, dan Saison Investment Management.
CEO dan Co Founder AwanTunai Dino Setiawan mengungkapkan, pendanaan utang ini untuk mempercepat rencana AwanTunai dalam meningkatkan operasi. Juga memperluas portofolio pinjaman, meningkatkan penyaluran pinjaman, dan memperluas akses pembiayaan bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
AwanTunai selama ini berfokus pada penyediaan solusi kredit yang terjangkau dan fleksibel bagi UMKM tradisional di Indonesia. Khususnya dalam rantai pasok FMCG yang melibatkan warung, grosir, toko kelontong, dan distributor. "Layanan AwanTunai meliputi pembiayaan pembelian stok atau inventaris toko, pemesanan online terintegrasi, dan solusi manajemen inventaris untuk grosir. Keseluruhan layanan ini secara eksklusif dapat di akses melalui ekosistem digital AwanToko,” kata Dino dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Rabu (8/1).
Menurutnya, AwanTunai menjembatani kesenjangan pembiayaan untuk UMKM, menawarkan solusi kredit yang fleksibel untuk bisnis yang belum terlayani, membuka peluang untuk pertumbuhan dan ketahanan. “Dengan menyediakan pembiayaan yang terjangkau, AwanTunai memungkinkan usaha kecil untuk meningkatkan arus kas, berinvestasi dalam teknologi, serta meningkatkan produktivitas dan profitabilitas - memperkuat ekosistem rantai pasokan Indonesia," lanjut Dino.
Kata dia, UMKM di Indonesia menghadapi kesenjangan pembiayaan sebesar US$ 165 miliar. Sehingga banyak usaha kecil yang tidak terlayani oleh sistem perbankan tradisional. AwanTunai menjawab tantangan ini dengan memanfaatkan solusi pinjaman digital untuk memberdayakan UMKM, memperkuat rantai pasokan, dan mempromosikan inklusi keuangan.
Baca Juga: Meski Potensinya Gede, Perbankan Hati-Hati Menyalurkan Kredit ke Pinjol
Sejak berdiri pada 2017, AwanTunai saat ini menyalurkan pinjaman lebih dari Rp 1 triliun rupiah per bulan dengan target meningkat menjadi Rp 3 triliun pada akhir tahun 2025. Perusahaan ini mengklaim suku bunga sekitar 2%, salah satu yang terendah di sektor ini.
"Berbeda dengan banyak pemain fintech lainnya yang mendiversifikasi produk dan wilayah operasional bahkan hingga ke mancanegara, kami tetap fokus pada satu sektor dengan permintaan tinggi, yaitu FMCG di Indonesia. Strategi ini menjadi kunci keberhasilan kami," klaim Dino.
AwanTunai didukung oleh Insignia Ventures Partners, International Finance Corporation (IFC), Global Brain, BRI Ventures, dan OCBC Ventura, serta sejumlah investor lainn. Hingga saat ini, AwanTunai telah mengumpulkan lebih dari US$ 50 juta dalam pendanaan ekuitas dan lebih dari US$ 100 juta dalam pendanaan utang dari berbagai investor global.
Sebelumnya pada Maret lalu, AwanTunai menutup putaran pendanaan Seri B senilai US$ 27,5 juta yang dipimpin oleh kelompok perbankan global dan investor negara. Termasuk Norfund (dana pemerintah Norwegia untuk negara berkembang), MUFG Innovation Partners (MUIP) dari Jepang, dan OP FinnFund, dana dampak dari Finlandia. Pendanaan ini merupakan investasi pertama Norfund di perusahaan fintech Asia Tenggara.
Dukungan dari berbagai investor dengan profil yang baik membawa angin segar bagi AwanTunai di tengah kondisi industri peer to peer (P2P) lending yang sedang didera krisis kepercayaan.
Selanjutnya: Soccer-Indonesia Appoint Patrick Kluivert as Men's National Team Coach
Menarik Dibaca: Promo Berhadiah Indomaret 9-22 Januari 2025, Sikat Gigi-Face Wash Beli 1 Gratis 1
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News