kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.289   -194,00   -1,21%
  • IDX 6.992   -116,03   -1,63%
  • KOMPAS100 1.043   -21,20   -1,99%
  • LQ45 818   -16,03   -1,92%
  • ISSI 213   -3,42   -1,58%
  • IDX30 418   -8,84   -2,07%
  • IDXHIDIV20 504   -9,78   -1,91%
  • IDX80 119   -2,49   -2,05%
  • IDXV30 125   -2,25   -1,77%
  • IDXQ30 139   -2,60   -1,83%

Menilik Kontribusi Fintech dalam Penyediaan Modal Usaha UMKM


Rabu, 29 Maret 2023 / 21:24 WIB
 Menilik Kontribusi Fintech dalam Penyediaan Modal Usaha UMKM
ILUSTRASI. Dok. Jamkrindo


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berdasarkan Studi Google Temasek, Bain & Company (2022), ekonomi digital Indonesia di 2022 mencapai US$ 77 miliar atau tumbuh 22% dari 2021. Nilai kesepakatan investasi pada sektor ekonomi digital Indonesia  pada kuartal I tahun lalu mencapai US$ 3 miliar.

Menurut studi tersebut, bidang yang paling diminati investor adalah jasa keuangan digital, termasuk financial technology atau fintech.  Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM Kemenko Perekonomian, Rudy Salahuddin, mengatakan besarnya investasi tersebut diharapkan dapat memperkuat basis pendanaan atau permodalan platform fintech dan mendorong pemanfaatannya bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

“UMKM merupakan critical engine perekonomian karena 99% jenis usaha yang ada di Indonesia adalah UMKM yang jumlahnya mencapai 64,2 juta. Dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 60,51% serta kemampuan menyerap hampir 97% dari total tenaga kerja nasional,” kata Rudy dalam webinar bertajuk Digitalisasi Dalam Mendukung Akses Permodalan UMKM, Selasa (28/3).

Sementara dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kredit perbankan pada akhir 2022 mencapai Rp 6.423,6 triliun. Sebanyak Rp1.348 triliun di antaranya disalurkan kepada UMKM atau 21% dari total pembiayaan.

Rudy bilang, pemerintah terus memperluasan akses pembiayaan UMKM. Penyaluran kredit perbankan ke sektor ini ditargetkan bisa mencapai 30% pada tahun 2024.

Saat ini, jumlah UMKM yang belum memiliki akses terhadap kredit perbankan masih besar. Kendala utamanya antara lain tidak memiliki agunan, rendahnya pengetahuan UMKM terkait pencatatan transaksi keuangan, dan belum adanya legalitas usaha bagi UMKM. Berdasarkan survei BI tahun 2020, terdapat 69,5% UMKM yang tak punya akses ke kredit bank. 

Oleh karena itu, Rudy melihat bahwa kehadiran sektor jasa keuangan digital melalui berbagai layanan fintech dapat menjadi alternatif bagi UMKM. Skema pembiayaan melalui fintek di antaranya melalui fintech lending dan crowd funding atau bisnis patungan.

Per 5 Januari 2023, total penyelenggara fintech lending berizin di OJK mencapai 102 perusahaan. Jumlah penyaluran pinjaman online per Januari 2023 telah mencapai Rp 18,37 triliun atau meningkat 35,7% secara yoy.“Pinjaman online tersebut disalurkan kepada lebih dari 15 juta entitas peminjam,” ujar Rudy.

Sementara itu, Direktur Bisnis Penjaminan PT Jamkrindo, Henry Panjaitan mengatakan, pihaknya menjadi perusahaan penjaminan yang fokus memberikan akses permodalan bagi pelaku atau perusahaan UMKM yang tidak memiliki akses kepada perbankan.

Jaringan Jamkrindo yang tersebar di seluruh Indonesia harus mampu melayani puluhan juta pelaku UMKM. Diketahui, Jamkrindo memiliki 9 kantor wilayah, 55 kantor cabang, dan 19 kantor layanan, serta 34 mitra yang terdiri dari bank-bank milik negara mauoin bank swasta. “Jamkrindo memang atau termasuk pemain utama dalam penjaminan kredit kepada UMKM,” kata Henry

Kinerja Jamkrindo dalam 5 tahun terakhir, kata Henry, terlihat bahwa volume penjaminan produktif khusus UMKM sudah merangkak naik, dari Rp111 triliun pada 2018 menjadi Rp 312 triliun pada akhir 2022.

Per Oktober 2022, volume penjaminan Jamkrindo secara korporat tumbuh menjadi Rp 60 triliun atau 39% dati tahun sebelumnya. Per Oktober 2022, UMKM yang dijamin Jamkrindo secara korporat meningkat 366.586 atau sebesar 5% dari tahun sebelumnya. “Berdasarkan riset, 7 dari 10 pelaku UMKM membutuhkan modal usaha sebagai yang paling dibutuhkan,” ujarnya.

Untuk membangun ekosistem digital bagi para UMKM, Jamkrindo secara konsisten terus melakukan pembinaan dan pendampingan dengan beragam pelatihan untuk UMKM, antara lain seperti pelatihan optimalisasi media sosial, branding, memperluas marketing dengan e-commerce, pencatatan laporan keuangan menggunakan aplikasi, peningkatan kualitas produk dan banyak program pelatihan lainnya.
 
Sebagai bentuk kesiapan internal menghadapi era industri 4.0 dan ekonomi digital, Jamkrindo telah menghadirkan berbagai transformasi dalam bisnisnya melalui teknologi informasi yang tepat, sehingga berbagai kerja sama dengan para mitra UMKM dan perbankan atau lembaga keuangan dapat dilakukan secara online, baik host to host, menggunakan web service, maupun aplikasi lainnya seperti Jamkrindo Online Suretyship (JOS). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×