kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Meski belum signifikan, bank ikut kebagian berkah laba anak perusahaan


Jumat, 29 Oktober 2021 / 18:30 WIB
Meski belum signifikan, bank ikut kebagian berkah laba anak perusahaan
ILUSTRASI. Nasabah yang mengenakan masker mengantre dengan menjaga jarak?di?kantor cabang Bank Mandiri.?(KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank besar mampu mencatatkan pertumbuhan laba jumbo hingga kuartal III-2021. Selain pendapatan bunga dan pendapatan berbasis komisi, bank juga mendapatkan  sumbangan laba dari anak perusahaannya. 

Direktur Keuangan & Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo menyatakan secara konsolidasi, perolehan laba bersih sebesar Rp 19,23 triliun pada September 2021. Nilai itu tumbuh 37,1% secara year on year (yoy) dibandingkan tahun lalu senilai Rp 14,03 triliun. 

“Kinerja Bank Mandiri yang baik, tidak terlepas dari kontribusi perusahaan anak. Secara gabungan, laba perusahaan anak, memberikan kontribusi senilai Rp 2,3 triliun sampai kuartal III-2021,” ujar Sigit pada Kamis (28/10).

Menurutnya, jumlah itu menyumbang 12,5% terhadap laba Bank Mandiri secara konsolidasi. Laba perusahaan anak itu naik 26,5% yoy dibandingkan posisi yang sama tahun lalu. 

Laba tersebut paling banyak dikontribusikan oleh Bank Syariah Indonesia (BSI) senilai Rp 1,28 triliun atau setara dengan 7% dari laba Bank Mandiri. 

Baca Juga: Fokus pada Digitalisasi, Kinerja BSI Pasca Merger Semakin Solid

Lalu Axa Mandiri Financial Services senilai Rp 358 miliar, Mandiri Sekuritas sebanyak Rp282 miliar, Mandiri Taspen Rp 259 miliar, dananak usaha lainnya sebanyak Rp 217 miliar.

Memang kinerja BSI cukup prima hingga kuartal ketiga 2021 dengan mencatatkan pertumbuhan pembiayaan 7,38% yoy menjadi Rp 163,31 triliun per September 2021. Laba BSI naik 37,01% yoy menjadi Rp 2,25 triliun. 

BSI memiliki return on equity (ROE) di level 13,8% per kuartal ketiga 2021. Adapun kepemilikan Bank Mandiri terhadap BSI sebesar 51,2%. 

Kontribusi anak perusahaan Bank Negara Indonesia (BNI) juga meningkat. Pada September 2021 lalu, anak perusahaan memiliki laba bersih senilai Rp 110,2 miliar. Naik 4,1% yoy dari posisi yang sama tahun lalu senilai Rp 105,8 miliar. 

Memang, nilainya masih rendah dibandingkan laba bank secara konsolidasi mencapai Rp 7,7 triliun hingga kuartal ketiga 2021. Nilai itu melonjak 73,9% yoy menjadi Rp 4,3 triliun.

Kendati demikian, BNI tengah berupaya memperbesar anak usaha dengan rencana mengakuisisi bank kecil untuk dijadikan bank digital yang fokus pada segmen UMKM. 

“Tujuannya,  Bank digital ini akan membawa BNI yang sustainable dan profitable dalam jangka panjang. Kami punya SDM yang profesional, kami sudah susun roadmap digital yang matang baik dalam maupun luar negeri,” papar Royke.

Bank digital ini dengan karakteristik digital juga  akan menyasar pasar yang luas termasuk tradisional UMKM. Sehingga bisa mendukung pertumbuhan dana murah atau current account and saving account (CASA) 

“Dengan modal bisnis yang tepat akan tingkatkan ROA BNI terutama model bisnis yang sangat efisiensi, karena teknologi akan membuat operasional bisnisnya jadi lebih murah,” tambah Royke.

Bank Rakyat Indonesia (BRI) berhasil mencatatkan laba bersih secara konsolidasi senilai Rp 19,07 triliun hingga kuartal ketiga 2021. Realisasi ini melesat 34,74% yoy dari posisi yang sama tahun lalu senilai Rp 14,15 triliun. 

Baca Juga: Mandiri Sekuritas kembali catatkan pertumbuhan bisnis ciamik di Kuartal III/2021

Kendati demikian, Direktur Utama BRI Sunarso menyatakan laba BRI secara bank only mencapai Rp 20,4 triliun. Lebih tinggi dibandingkan pencapaian secara konsolidasi. 

“Perlu saya sampaikan, laba konsolidasi itu termasuk mengakomodir rugi dari BRI Agro (Bank Raya). Ini yang perlu BRI bereskan,” ujar Sunarso. 

Kendati demikian, aset BRI Secara konsolidasi melesat 11,87% yoy menjadi Rp 1.619,77 triliun. Hal ini tidak terlepas dari masuknya Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani (PNM) dalam ekosistem holding ultra mikro dengan BRI. 

Sebab, aset pegadaian mencapai Rp 66,26 triliun, PNM  sebanyak RP 38,78 triliun, BRI Agro sebesar Rp 20,59 triliun, BRI Life senilai Rp 17.39 triliun. Sedangkan BRI Finance dan BRI Insurance masing-masing Rp 5,14 triliun dan RP 3,63 triliun. 

BRI Ventures beraset Rp 1,95 triliun, BRI Danareksa sebanyak Rp 1,01 triliun, dan BRI Remittance sebanyak Rp 12 miliar. 

Selanjutnya: Transaksi wholesale channel Bank Mandiri capai Rp 9.452 triliun hingga September

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×