Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Porsi penyertaan saham dan obligasi konversi di portofolio bisnis modal ventura terbilang masih mini. Namun, hal ini dinilai bukan hanya disebabkan dari sisi modal ventura saja.
Direktur Utama PT Mandiri Capital Indonesia (MCI) Eddi Danusaputro menyebu tak semua start up merasa cocok dengan satu skema tertentu. Baik itu skema penyertaan saham ataupun obligasi konversi.
Beberapa UMKM disebutnya pembiayaan bagi hasil lebih sesuai dengan rencana bisnis dari sejumlah start up tersebut. Karena itu, modal ventura pun tak bisa memaksakan diri bisa ingin masuk lewat penyertaan saham.
Namun bagi MCI, dia menyebut penyertaan saham masih menjadi pilihan dalam berbisnis. Eddi mengakui ada sejumlah kelebihan yang bisa didapat perseroan dalam model ini.
menyebut skema equity partitipation terbilang cocok dengan strategi yang dijalankan perusahaannya. Dimana anak usaha Bank Mandiri ini bisa lebih leluasa dalam mendorong pertumbuhan bisnis dari perusahaan pasangan usaha.
Salah satu strategi yang dijalankan MCI, kata dia adalah memperkenalkan pasangan usaha ke lingkungan di dalam grup Mandiri. "Sehingga pasangan usaha pun bisa ikut berkembang dengan lebih cepat," katanya.
Otoritas Jasa Keuangan mencatat per bulan Juni kemarin, angka pembiayaan dan penyertaan industri modal ventura secara nasional berada di angka Rp 7,3 triliun. Dari angka ini, porsi dari penyertaan saham sebesar Rp 1,17 triliun. Sedangkan untuk obligasi konversi sebesar Rp 575 miliar.
Pembiayaan bagi hasil masih jadi kontributor terbesar secara nasional, yakni mencapai Rp 5,56 triliun sampai tengah tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News