Reporter: Ferry Saputra | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fintech peer to peer (P2P) lending Modalku membeberkan sejumlah penyebab yang bisa membuat tingkat risiko kredit macet secara agregat atau TWP90 meningkat.
Country Head Modalku Indonesia Arthur Adisusanto mengatakan, pada dasarnya bisnis UMKM bersifat dinamis dan selalu dihadapkan pada berbagai tantangan.
Arthur menerangkan salah satu penyebab yang bisa memicu peningkatan TWP90, yakni adanya perlambatan ekonomi hingga daya beli masyarakat menurun. Hal itu kemudian berdampak pada ketidakstabilan cash flow bisnis UMKM.
"Fenomena tersebut akhirnya menjadi salah satu penyebab penurunan kemampuan pembayaran UMKM," ucapnya kepada Kontan, Jumat (13/12).
Baca Juga: Pembiayaan Fintech P2P Lending 2024 Naik, Jauhi Pinjol Ilegal Ini, Pilih yang Resmi!
Arthur mengatakan faktor lainnya, seperti praktik penilaian kredit yang kurang ketat dan tepat dapat menyebabkan penyaluran pinjaman kepada borrower tidak tepat sasaran.
Untuk menekan angka TWP90, Arthur menyampaikan Modalku menerapkan sejumlah upaya. Salah satunya melakukan mitigasi risiko, seperti menerapkan proses penilaian kredit yang ketat dan memperkuat manajemen risiko kredit.
"Salah satu fokus kami adalah mengutamakan kesehatan portofolio, sehingga kami secara konsisten menerapkan prinsip kehati-hatian (prudential norm) dan manajemen risiko dalam pendanaan sebagai strategi mitigasi risiko," tuturnya.
Selain itu, Arthur mengatakan Modalku juga berupaya menyempurnakan kriteria penilaian kelayakan penerima dana atau borrower secara berkala melalui kalibrasi berkala berdasarkan data historis penyaluran dan pengembalian. Hal itu berlandaskan prinsip Character, Capacity, Capital, Condition, dan Collateral (5C) sesuai SEOJK Nomor 19 Tahun 2023.
Berdasarkan situs resmi perusahaan, TWP90 Modalku berada di level 4,2% per 13 Desember 2024. Angka itu tercatat membaik, jika dibandingkan posisi pada akhir Oktober 2024 yang sebesar 4,4%.
Hingga saat ini, Grup Modalku telah berhasil menyalurkan pendanaan lebih dari Rp 65 triliun kepada UMKM melalui 5,2 juta lebih total transaksi yang tersebar di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News