Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) berkomitmen untuk terus mendorong pertumbuhan bisnisnya di Indonesia. Melalui kantor cabangnya, bank asal Jepang ini tidak hanya memberikan dukungan finansial kepada perusahaan-perusahaan Jepang Indonesia tetapi perusahaan non Jepang, termasuk memberi dukungan terhadap proyek-proyek strategis nasional.
Kazushige Nakajima, Executive Officer Country Head of Indonesia MUFG Bank mengatakan, sinergi dengan Bank Danamon yang sudah akuisisi MUFG sejak 2019 membuat MUFG bisa melayani klien yang luas.
"Kami memiliki prodok yang lengkap untuk memberikan solusi terbaik tidak hanya pada klien global yang ingin masuk ke lokal bisnis, tetapi juga kami bisa melayani klien lokal jika ingin meningkatkan ekposur bisnisnya secara internasional," jelasnya saat berbicang dengan redaksi KONTAN, Selasa (13/12).
Baca Juga: MUFG Ingin Besarkan Bisnisnya di Indonesia
Kazushige, yang sudah banyak memiliki pengalaman memimpin bisnis MUFG di berbagai negara, melihat ada beberapa tantangan dalam pengembangan bisnis di Indonesia dibandingkan negara lain. Misalnya, likuiditas pasar sahamnya masih rendah dan pasar keuangannya belum matang atau immature.
Meski kondisi pasarnya menantang, namun di saat yang sama ia melihat Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Sehingga MUFG sangat bersemangat untuk terus mengembangkan ekspansi bisnisnya di Tanah Air.
Ia menambahkan, pengalaman panjang yang dimiliki MUFG di Thailand lewat Bank of Ayudhya Public Company Limited (Krungsi) akan dibawa dalam memperkuat kapabilitas bisnis MUFF di Indonesia.
Kazushige mengungkapkan, bisnis MUFG tahun ini telah mengalami pemulihan yang kuat dari dampak pandemi Covid-19. Itu tercermin dari kredit yang terus meningkat dimana sampai akhir tahun diperkirakan akan tumbuh sekitar 25% dari tahun 2021 dan Dana Pihak Ketiga (DPK) diproyeksi akan tumbuh 30%.
Per September 2022, MUFG cabang Jakarta mencatatkan total aset sebesar Rp 189,3 triliun dengan outstanding kredit mencapai Rp 88,76 triliun dan DPK sebesar Rp 64,9 triliun.
Dalam kesempatan yang sama, Pancaran Affendi, Head of Global Corporate and Institutional Banking for Indonesia MUFG menjelaskan, perkembangan bisnis MUFG sudah mulai balik pada kondisi sebelum Covid-19. Pertumbuhan kredit tahun ini disebut ditopang oleh kredit modal kerja sedangkan untuk kredit investasi masih sama dengan tahun lalu.
"Pertumbuhan itu terutama ditopang oleh segmen multifinance, otomotif karena industrinya di Indonesia masih didominasi perusahana Jepang, dan Kredit Usaha Kecil Menengah (SME) dari berbagai sektor," kata Pancaran.
Sementara prospek ekspansi tahun 2023 menurutnya tidak akan setinggi tahun ini. MUFG memproyeksikan kredit akan tumbuh di kisaran 4%-5% tahun depan karena sudah menjelang tahun politik.
Pancaran bilang, tahun politik pada pengalaman sebelum-sebelumnya melemahkan permintaan kredit mengingat portofolio bank ini ada di segmen korporasi.
Dari sisi jenis kredit, ia melihat permintaan tahun depan masih akan sama dengan dua tahun terakhir yakni untuk kebutuhan modal kerja. Sedangkan kredit investasi diprediksi masih belum banyak bergerak.
Tahun depan, bank ini akan juga akan mulai memperkuat pembiayaan berbasis environmental, social, governance (ESG). Bank ini juga memiliki pipeline untuk Sustainability Linked Loan (SLL) dengan standar internasional. Ini merupakan program pembiayaan yang menawarkan insentif bagi nasabah yang berhasil menurunkan emisi karbon.
Jawab Kabar Akuisisi Bank Panin
Sementara MUFG sejauh ini masih belum mau mengomentari kabar yang beredar bahwa bank Jepang ini tengah melakukan negosiasi dengan Mu'min Ali Gunawan (MAG) untuk mencaplok Bank Panin.
MUFG dan Sumitomo Mitsui Financial Group Inc (SMFG) dikabarkan tengah bersaing untuk mencaplok bank itu. MUFG dikabarkan telah menyelesaikan due diligence.
"Kami tidak menomentari hal-hal yang bersifat rumor," ujar Kazushige.
Baca Juga: Ekspansi Masif Investor Asal Jepang Menguasai Bank
Di Thailand, MUFG telah sukses mengakuisisi Bank Krungsi dari awalnya hanya pemilik minoritas hingga jadi pengendali. Saat ditanya apakah kesusesan itu bisa diterapkan di Indonesia, Kazushige mengatakan bahwa skema yang diambil di setiap penjajakan akuisisi akan tergantung pada banyak faktor mulai dari regulator, partner lokal, dan juga intensi dari pemegang saham perusahaan yang akan diakuisisi.
Sebelumnya sumber KONTAN membisikkan bahwa SMFG lebih agresif melakukan negosiasi. MAG disebut bersikeras menjual Bank Panin dengan harag 2 kali price to book value (PBV). Sementara SMFG menginginkan harga 1,8 PBV.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
