kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Multifinance siap merestrukturisasi kredit jika diperlukan


Selasa, 09 November 2010 / 17:11 WIB
Multifinance siap merestrukturisasi kredit jika diperlukan
ILUSTRASI. Kebab Aa Rifqii


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Sejumlah perusahaan pembiayaan (multifinance) masih melakukan pendataan terkait penyaluran pembiayaan di daerah yang terkena dampak bencana erupsi gunung Merapi di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Jika diperlukan, multifinance mengaku, siap melakukan restrukturisasi kredit kepada konsumen sesuai regulasi yang ada.

Berdasarkan data Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), kontribusi penyaluran pembiayaan di Yogyakarta terhadap industri multifinance mencapai 5%. Bahkan, Ketua APPI Wiwie Kurnia memprediksi, 30% konsumen multifinance terseret bencana erupsi gunung Merapi.

Kendati imbas terparah erupsi Gunung Merapi berkisar 20 kilometer dari kaki gunung, Direktur Utama PT Wahana Ottomitra Multiartha WOM Finance Suwandi Wiratno memastikan, perusahaannya bakal menanggung rugi.

“Maklum, operasional perusahaan ikut terhambat lantaran kantor cabang di Yogyakarta dan Magelang sempat tutup, dan dealer pun menghentikan aktivitasnya. Selain itu, unit penagihan juga kesulitan untuk menagih pembayaran karena konsumen repot dengan bencana yang tengah dihadapi,” ujarnya kepada KONTAN, kemarin.

Karenanya, Suwandi menegaskan, pihaknya kemungkinan akan memberlakukan restrukturisasi kredit kepada konsumen yang terkena dampak bencana. “Dengan catatan, pendataan masih dilakukan dan jika regulasinya memungkinkan,” imbuh dia.

PT Adira Dinamika Multifinance (Adira Finance) juga tidak akan segan-segan melakukan restrukturisasi kredit kepada konsumennya yang terkena dampak bencana, terutama konsumen yang menjadi korban bencana yang menanggok rugi finansial terbesar, yakni gempa dan tsunami di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.

Direktur Adira Finance Marwoto mengungkapkan, untuk kasus gempa dan tsunami, kerugian finansial dibawah 1% dari total portofolio perusahaan di Sumatera Barat. Tetapi, dampak finansial ini jauh lebih besar daripada bencana erupsi gunung Merapi di sekitar Jateng dan Yogya.

“Sambil melakukan pendataan, perusahaan akan mengambil upaya atau jalan keluar agar beban konsumen yang sedang tertimpa bencana berkurang. Jika diperlukan, kami bisa mengadakan restrukturisasi sesuai regulasi yang ada,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×