Reporter: Dessy Rosalina | Editor: Dessy Rosalina
JAKARTA. Tingginya suku bunga simpanan dan adanya special rate, menyebabkan pemilik uang semakin tertarik menumpuk duit di bank. Mereka tak mempedulikan batas simpanan yang mendapat jaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Mengutip data LPS, per Januari 2014, nasabah tajir yang menyimpan harta mereka di perbankan nasional semakin gemuk. Nasabah dengan simpanan di atas Rp 2 miliar atau simpanan yang tidak dijamin LPS, mencapai Rp 1.569,58 triliun, mendaki 15,83% dari Rp 1.355 triliun di Januari 2013 (year on year).
Asal tahu saja, jumlah simpanan nasabah tajir itu mencapai 43,15% dari total simpanan sebesar Rp 3.637,38 triliun (lihat infografis). Artinya, hampir separuh simpanan di perbankan nasional yang tidak dilindungi LPS.
"Memang ada peningkatan relatif besar di segmen simpanan di atas Rp 2 miliar. Ini berarti masyarakat merasa nyaman uang di bank," ujar Indomora Siregar, Direktur Group Penjaminan LPS kepada KONTAN, Rabu (3/4).
Sebagai gambaran, di akhir Januari 2014, sebanyak 179.361 rekening menyimpan duit di atas Rp 2 miliar. Dilihat dari segi jumlah, total rekening nasabah tajir hanya 0,12% dari total jumlah rekening beredar yang sebanyak 149,49 juta rekening.
Namun, jika dihitung dari bulan sebelumnya atau sejak Desember 2013 (month on month), terjadi penyusutan nominal pada rekening nasabah tajir. Pada Desember 2013, total dana nasabah di atas Rp 2 miliar mencapai Rp 371,07 triliun.
Di akhir Januari 2014, total simpanan nasabah tajir itu susut 3,33% menjadi Rp 358,72 triliun. "Penurunan ini lebih karena faktor musiman di awal tahun. Minim hubungannya dengan kebutuhan dana pemilu," jelas Indomora.
Penyusutan dana nasabah tajir lebih besar dari penyusutan yang terjadi pada simpanan nasabah di bawah Rp 2 miliar. Di segmen ini, total simpanan nasabah susut 1,66% menjadi Rp 149,31 triliun.
Penurunan terbesar terjadi pada simpanan berbentuk deposito on call yang susut 49,25% menjadi Rp 29,26 triliun, per akhir Januari 2014.
Disusul penurunan 3,83% giro menjadi Rp 813 triliun. Bianto Surodjo, Direktur Retail Banking Bank Permata, menyatakan, tidak ada perubahan signifikan pada dana pihak ketiga (DPK), khususnya dana murah. "DPK dan suku bunga kami cenderung konstan," ujar Bianto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News