Reporter: Wahyu Satriani |
JAKARTA. Upaya Bank Indonesia (BI) menurunkan tingkat margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) belum berhasil. Menilik data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) BI Januari 2011, NIM kelompok bank pembangunan daerah (BPD) mencapai 8,5%. Angka ini yang tertinggi dibanding kelompok bank lain.
Bandingkan dengan NIM kelompok bank-bank BUMN yang hanya sebesar 5,69% atau NIM Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) yang hanya 5,44%. Sementara, kelompok bank campuran mencatat NIM 4,16% dan kelompok bank asing mencatat NIM terendah, yakni sebesar 3,47%.
Tingginya NIM BPD ini lantaran sebagian besar kredit BPD adalah kredit konsumsi, yang memungut suku bunga tinggi. "Kami banyak menyalurkan kredit konsumsi ke pegawai pemda, sehingga kredit konsumsi lebih banyak dibandingkan kredit produktif," kata Direktur Utama Bank Papua Eddy Rainal Sinulingga, Senin (28/3).
Dibandingkan tahun lalu, di Januari 2011, NIM Bank Papua turun 2% menjadi 7%. Penurunan ini seiring rontoknya suku bunga kredit, dari 13,75% menjadi 13% per tahun. Selain itu, Bank Papua juga ekspansi ke kredit produktif, sehingga kredit konsumsi mengecil. "Sekarang porsi kredit konsumsi 40%, selebihnya kredit produktif," kata Eddy.
Direktur Utama Bank Nagari Suryadi Asmi menyuarakan hal senada. BPD ini banyak menyalurkan kredit multiguna dan sektor UMKM yang berbunga flat. "Waktu dibukukan, bunga harus dikonversi ke suku bunga efektif, jadi bunganya tinggi dan NIM besar," kata Suryadi.
Dalam waktu dekat, Bank Nagari sendiri masih belum berencana menurunkan NIM. Suryadi bilang, penurunan NIM harus dilakukan bertahap, dengan tetap melihat kondisi pasar. "Kalau kami turun sendiri tidak bagus juga. Masak kita turun tapi yang lain masih tinggi," cetusnya.
Direktur Utama Bank Jawa Barat dan Banten (BJB) Agus Ruswendi mengatakan, BJB terus berupaya menekan NIM. Akhir 2010, NIM BJB 7,4%, turun dibandingkan 2009 sebesar 8%. "Tahun ini kami ingin NIM turun jadi 7% atau kalau bisa di bawah 7%," kata Agus.
BJB akan berupaya menurunkan NIM dengan menekan bunga kredit yang memiliki risiko rendah. "Kredit yang risikonya rendah, misalnya adalah kredit konsumen untuk pegawai pemda, karena ada jaminan," kata Agus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News