Reporter: Nadya Zahira | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kredit bermasalah atau non-performing financing (NPF) pada perusahaan pembiayaan (multifinance) masih dalam kondisi aman. Posisi aman ini berarti masih berada di bawah batas yang ditetapkan yaitu sebesar 5%.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman menyebutkan, rasio NPF gross multifinance mencapai 2,62% pada September 2024. Angka ini lebih baik dibandingkan Agustus 2024 sebesar 2,66%.
Lantas bagaimana kondisi NPF di masing-masing perusahaan multifinance hingga akhir tahun?
Menanggapi hal ini, perusahaan multifinance CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) menyampaikan bahwa perusahaan optimistis hingga akhir 2024, mampu menjaga angka NPF di bawah 1%. Kendati demikian, sampai saat ini market masih dibayangi dengan tren penurunan daya beli masyarakat yang berdampak pada kemampuan bayar angsuran dari debitur.
Baca Juga: Begini Respons CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) Soal Kenaikan PPN 12%
"Meski begitu, CNAF telah memiliki langkah antisipasi guna menjaga kesehatan portofolio, antara lain pemutakhiran sistem scoring dalam menentukan dan memastikan kualitas debitur yang disetujui adalah yang mempunyai tingkat risiko terkendali," kata Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman kepada Kontan.co.id, Selasa (19/11).
Ristiawan menyebutkan, hingga Oktober 2024, angka NPF CNAF mencapai sebesar 1,14%. Dia menilai bahwa angka ini relatif stabil jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu sebesar 1,15% atau sedikit meningkat 6 bps apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu pada level 1,09%.
"Hal itu menunjukkan bahwa CNAF masih mampu mengelola angka NPF perusahaan dengan baik, salah satunya dengan terus memperkuat KYC nasabah sehingga dapat memitigasi memburuknya angka NPF perusahaan," imbuhnya.
Baca Juga: Kinerja Unit Pembiayaan Astra Financial Positif di Tengah Lesunya Penjualan Otomotif
Selain itu, dia menerangkan dalam menjaga kesehatan portofolio, CNAF melakukan berbagai upaya seperti aktif mengimbau debitur untuk melakukan pembayaran angsuran lebih awal melalui fasilitas aplikasi WA dan telefon. Kemudian, CNAF juga memanfaatkan digitalisasi seperti teknologi telepon yang menggunakan suara robot.
"Kami juga menambah channel dan metode pembayaran angsuran agar akses pembayaran angsuran menjadi lebih mudah terjangkau di masyarakat," jelasnya.
Tak hanya itu, Ristiawan bilang bahwa CNAF menilai strategi Risk Based Pricing yang menekankan pada penentuan suku bunga berdasarkan dari tingkat risiko nasabah masih efektif untuk terus dilakukan, guna menjaga pertumbuhan bisnis yang sehat dan berkelanjutan.
Baca Juga: Mobil Bekas Menopang Kredit Multifinance
Selaras dengan hal ini, PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN) atau Mandala Finance menyebutkan hingga Oktober 2024, angka NPF Mandala juga masih berada di bawah rata-rata industri pembiayaan yaitu sebesar 2,3% .
"Hal ini menunjukkan bahwa kualitas portofolio pembiayaan Mandala Finance tetap stabil dan terjaga dengan baik," kata Managing Director Mandala Finance Christel Lasmana, kepada Kontan.co.id, Selasa (19/11).
Christel menuturkan bahwa Mandala Finance menjalankan serangkaian strategi agar penyaluran pembiayaan tetap terjaga kualitasnya, yaitu dengan menjaga tingkat pencadangan yang optimal, lebih selektif dalam penyaluran pembiayaan, melakukan pemantauan berkala, serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik dan manajemen risiko yang efektif.
Lebih jauh lagi, ia mengatakan, untuk menghadapi libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang berpotensi meningkatkan NPF, Mandala Finance berupaya mengantisipasinya dengan memberikan kemudahan pembayaran angsuran secara online, menguatkan strategi penagihan, melaksanakan analisis dan pemantauan risiko, serta senantiasa menjaga komunikasi kepada pelanggan.
Baca Juga: Perusahaan Multifinance Catat Pertumbuhan Piutang Pembiayaan pada Kuartal III-2024
"Kami juga senantiasa memberikan edukasi keuangan kepada pelanggan kami secara konsisten," ungkapnya.
Dalam menyalurkan pembiayaan, Mandala juga fokus untuk menerapkan prinsip kehati-hatian dalam seleksi pembiayaan dan pengelolaan tata kelola perusahaan yang baik, guna memastikan portofolio pembiayaan kami tetap aman dan berkualitas.
Sementara itu, Christel mengungkapkan total pembiayaan yang telah disalurkan Mandala Finance per akhir Oktober 2024 tercatat tumbuh sebesar 19%, dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Dia menyampaikan Mandala Finance optimistis bisa mencapai pertumbuhan dobel digit hingga akhir tahun ini. Hal itu juga selaras dengan target pertumbuhan dari OJK sepanjang 2024, yakni sebesar 10%-12%. Christel menerangkan pihaknya akan menyesuaikan dan memperkuat strategi bisnis perusahaan hingga akhir tahun 2024 untuk mencapai target yang ditentukan OJK tersebut.
Selanjutnya: Pemerintah Terbitkan Sukuk Global US$ 2,75 Miliar untuk Prefunding 2025
Menarik Dibaca: Daftar Bunga Air yang Tumbuh di Wadah dan Vas dengan Perawatan Mudah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News