Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kualitas kredit sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) kian memburuk. Gerak ekonomi yang lesu masih menghantui para debitur UMKM.
Data Bank Indonesia (BI) mencatat, non performing loan (NPL) di sektor UMKM meningkat dari sebelumnya 4,36% di bulan April 2025 menjadi 4,49% pada Mei 2025.
Sementara itu, penyaluran kredit UMKM di bulan April 2025 tumbuh 2,3% YoY, meningkat dari bulan Maret yang tumbuh 1,7% YoY.
Direktur Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan, pemburukan kualitas kredit ini terjadi akibat terus melemahnya kondisi ekonomi yang berdampak pada menurunnya pendapatan usaha UMKM.
“Jika mereka mempunyai hutang ke perbankan, kemampuan bayarnya akan berkurang sehingga NPL-nya akan meningkat,” terang Nailul kepada Kontan, Rabu (19/6).
Baca Juga: Kredit UMKM Tumbuh Lambat, Apakah Bunga Kredit Tinggi Jadi Pemicu?
Menurut Nailul, perlu ada perhatian serius dari pemerintah soal ini. Sebab, angkanya hampir mendekati batas minimum regulator, yakni 5%. Perbankan dan pemerintah harus mulai menggencarkan restrukturisasi pinjaman bagi pelaku UMKM yang terdampak.
“Dengan melakukan restrukturisasi pinjaman, pembayaran mereka bisa lebih rendah meskipun tenornya lebih panjang,” ujarnya.
Direktur Utama PT Bank CIMB Niaga Tbk, Lani Darmawan punya pendapat serupa soal ini. Menurut dia, kenaikan NPL ini disebabkan oleh kondisi perekonomian yang tidak begitu kondusif bagi pelaku UMKM. Otomatis, kemampuan bayar debitur UMKM pun menurun.
Meski begitu, kata Lani, NPL UMKM di CIMB Niaga masih bergerak stabil. Ini karena CIMB Niaga menarget segmen nasabah dengan profil risiko rendah. “Karena kami selektif untuk pertumbuhan. UKM kami fokus di middle segment, tidak ke low segment dengan ticket size average sekitar Rp 4 miliar,” ucap Lani.
Untuk menjaga kestabilannya, CIMB Niaga sangat selektif untuk menyalurkan kredit UMKM, seperti meminta rencana kerja dan perkiraan arus kas debitur.
Selain itu, proses analisis sebelum memutuskan memberi kredit (underwriting) di CIMB Niaga juga diperketat sambil lebih berhati-hati untuk mencairkan dana pinjaman (drawdown).
“Dan terpenting adalah meningkatkan komunikasi dengan para nasabah,” kata Lani.
Baca Juga: OJK Bakal Langsung Tangani Bank yang Malas Salurkan Kredit UMKM
Direktur Kepatuhan PT Bank Oke Indonesia Tbk, Efdinal Alamsyah pun setuju dengan taktik tersebut. Dia menyebut, proses underwriting kredit dan penilaian risiko Bank Oke saat ini semakin diperketat.
Apalahi, NPL UMKM di Bank Oke per April 2025 tercatat 1.62%, meningkat 0,18% dibanding bulan sebelumnya.
Untuk menekan pertumbuhan NPL segmen ini, Bank Oke bersama pemerintah akan merestrukturisasi debitur terdampak dengan melakukan relaksasi kredit.
Selanjutnya: Dua Anak Usaha Arkora Hydro (ARKO) Bentuk Perusahaan Baru
Menarik Dibaca: Cerita Maudy Ayunda dan Caca Tengker Kala Menggunakan Lotion dengan Kandungan Oat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News