Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, jumlah kredit yang disalurkan perbankan per Juni 2015 mengalami kenaikan 10,38% dibandingkan periode sama tahun lalu, yaitu Rp 3.828 triliun. Selain kredit, DPK perbankan juga mengalami pertumbuhan sebesar 12,65% menjadi Rp 4.319 triliun.
Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan OJK Irwan Lubis mengatakan, secara umum asset perbankan pada semester pertama 2015 mengalami kenaikan sebesar 11,11% yaitu Rp 5.933 triliun.
Rasio kecukupan modal perbankan semester pertama tercatat 20,35% dengan rasio modal inti sebesar 17,78%.
“Dengan melihat perkembangan kredit sampai semester pertama, saya perkirakan sampai akhir tahun nanti kredit bisa berada di angka 11% sampai 12%,,” ujar Irwan di Jakarta, Kamis (27/8).
Irwan mengatakan, kredit perbankan di semester dua ini diperkirakan mengalami sedikit kenaikan karena dua faktor.
Pertama, karena belanja pemerintah pada semester dua ini akan ditingkatkan. Ditargetkan, sampai akhir tahun anggaran penyerapan bisa berada di angka 98%.
Kedua, adanya pemilihan kepala daerah (pilkada) yang diperkirakan akan meningkatkan daya beli masyarakat sehingga berpengaruh kepada penyaluran kredit.
Seiring meningkatnya kredit pada semester pertama, NPL perbankan juga tercatat mengalami kenaikan menjadi 2,55%. Selain itu, NIM perbankan pada semester pertama berada di posisi 5,32% atau agak menurun dibandingkan akhir tahun lalu.
Irwan mengatakan, penurunan NIM pada semester pertama disebabkan karena tren turunnya suku bunga deposito. Ditambah lagi, bank di Indonesia pada semester pertama banyak menurunkan porsi deposito sehingga mempengaruhi NIM perbankan secara umum.
Untuk return on asset (ROA) perbankan pada semester pertama tercatat berada di angka 2,29% atau turun dibandingkan akhir tahun lalu yang berada di angka 3,13%. Sedangkan untuk return on equity (ROE) perbankan pada semester pertama masih berada di angka 18%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News