Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Noverius Laoli
Sedangkan pada 2016, Mustika memulai investasi aset pertama dengan menyicil membeli tanah perkebunan pohon Jati. Ia sadar, keperluan tanah semakin meningkat dan bisa digunakan sampai hari tua.
Seiring kenaikan gaji, pada 2017 ia kembali mengaktifkan akun reksadana dan saham yang sudah pernah dibuat pada zaman kuliah. Lalu ia menempatkan dana dingin di dua instrumen saham dan reksadana.
"Pemilihan saham karena dulu sudah belajar saat kuliah jadi pilihannya untuk jangka panjang bukan trading. Sedangkan reksadana untuk meningkatkan keuntungan dana darurat," paparnya.
Baca Juga: Nahdi Medical akan IPO dengan Target Valuasi Capai US$ 4,3 iliar
Adapun alasan menggunakan deposito karena cepat dan mudah dicairkan dan tidak perlu ada masa tunggu. Bagi Mustika dana dingin merupakan dana yang dalam waktu lima tahun tidak akan digunakan.
Ia juga sempat menempatkan dananya di surat berharga negara (SBN) ritel. Lantaran memberikan return 8,2% untuk produk ST02.
"SBN suka, namun tenornya dalam 2 tahun sehingga penempatannya tidak terlalu banyak. Kalau dikalkulasikan paling banyak dana di deposito," jelas Mustika.
Saat ini, Muskita memiliki investasi dengan komposisi 59% di tanah, deposito sebesar 22%, saham 17%, reksadana 1%, dan SBN 2%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News