Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati bisnis pembiayaan belum optimal, namun kualitas kredit multifinance mulai membaik. Hal ini terlihat dari penurunan rasio non-performing financing (NPF) atau pembiayaan bermasalah.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, hingga Agustus 2020 rasio NPF industri multifinance berada di level 5,23%. Nilai itu turun tipis dibandingkan NPF per Juli 2020 sebesar 5,60%.
Kepala Departemen Pengawasan IKNB 2B OJK Bambang W. Budiawan menegaskan, penurunan NPF selama satu hingga dua bulan belum bisa menjadi ukuran pemulihan. Sebaliknya, justru menjadi indikasi awal walaupun pembiayaan masih tertekan.
"Masih lamban pertumbuhan (bisnis multifinance) bahkan cenderung berkontraksi karena banyak variabel penyebabnya seperti pertumbuhan ekonomi yang masih negatif," kata Bambang, Selasa (29/9).
Baca Juga: Di tengah pandemi corona, pembiayaan syariah masih terus melorot
Selain itu, penurunan daya beli masyarakat serta penundaan atau penyetopan produksi manufaktur juga ikut menekan pembiayaan multifinance. Hal ini diperparah dengan hilangnya pasar yang garap masyarakat berpenghasilan tidak tetap ( non fixed income).
Agar bisa bertahan, multifinace melakukan konsolidasi atau efisiensi. Hal ini dibarengi restrukturisasi kredit debitur sekaligus menjaga arus kas (cash flow) karena perbankan semakin selektif memberikan pinjaman ke multifinance.
Sementara itu, rasio NPF BCA Finance juga membaik. Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim mengatakan, rasip NPF per Agustus 2020 mencapai 1,79% atau turun dari realisasi Jul 2020 sebesar 2,08%.
"Tren NPL kami memang turun sejak Mei 2020 karena sekarang, semua pengajuan kredit yang masuk wajib dicek melalui histori SLIK sehingga kami mengetahui histori dari kredit tersebut," terang Roni.
Kehadiran sistem itu, kata Roni, membantu perusahaan menyaring debitur - debitur baru. BCA Finance berharap rasio pembiayaan bermasalah terus membaik dan bisa dijaga di level 1,2% sampai akhir tahun.
Sebaliknya, rasio NPF PT Indomobil Finance Indonesia belum membaik. CEO Indomobil Finance Gunawan Effendi mengungkapkan, melambatnya bisnis pembiayaan sejak Maret membuat portofolio perusahaan turun.
Baca Juga: Hingga Juni 2020, Home Credit punya lebih dari 4,6 juta pelanggan
"Sepanjang April - September 2020, sebagian besar debitur tetap melakukan pembayaran angsuran tepat waktu sehingga mengakibatkan total portfolio pembiayaan juga mengecil," jelasnya.
Dengan semakin kecil portofolio pembiayaan, maka menghambat bisnis baru dan pemerimaan angsuran sehingga tingkat NPF akan meningkat. Hingga saat ini, perusahaan fokus memastikan likuiditas tetap terjaga, fasilitas kredit bisa digunakan untuk pembiayaan baru dan menjaga tingkat penerimaan angsuran tiap bulan.
Selanjutnya: Permintaan kredit korporasi mulai naik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News