kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Para bankir prediksi NIM stabil dengan tren naik di 2019


Senin, 07 Januari 2019 / 15:32 WIB
Para bankir prediksi NIM stabil dengan tren naik di 2019


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Setelah sempat menyusut di tahun 2018. Rasio margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) perbankan diprediksi bakal terangkat tahun ini. Sebabnya, peningkatan bunga acuan diprediksi tidak akan seagresif tahun lalu.

Meksi diprediksi naik, tapi Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Suprajarto mengatakan tahun ini tren penurunan NIM perseroan masih akan terus berlanjut. Suprajarto memprediksi NIM BRI masih akan ada di kisaran 7,2% sampai 7,4% tahun ini.

Praktis, posisi tersebut lebih rendah dari pencapaian sepanjang tahun 2018 yang ada di level 7,4%-7,5%. Menurut Suprajarto, kondisi tersebut didorong kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang sudah naik 175 basis poin (bps). Kenaikan ini otomatis memaksa bank untuk meningkatkan suku bunga simpanan guna menyesuaikan tingkat margin serta menjaga likuiditas.

Hanya saja, kenaikan bunga simpanan sejauh ini belum sepenuhnya disesuaikan kepada kenaikan suku bunga kredit. "Penyesuaian suku bunga kredit tidak sebesar dan secepat kenaikan suku bunga simpanan sehingga pertumbuhan ekonomi domestik dan daya beli masyarakat tetap terjaga," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (7/11).

Meski begitu, bank bersandi emiten bursa BBRI ini bilang kalau profitabiltas akan tetap meningkat. Pasalnya, sampai saat ini BRI terus melakukan pengelolaan dana dengan fokus pada pendanaan berbiaya murah atau peningkatan current account and saving account (CASA).

Tak hanya itu, BRI juga kerap menjaga kualitas aset pinjaman, mendorong peningkatan pendapatan fee based income, serta upaya efisiensi beban operasional melalui business process re-engineering dan digitalisasi. Utamanya untuk tetap menjaga tingkat profitabilitas perusahaan.

Sebagai catatan saja, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Oktober 2018 menunjukan NIM perbankan susut menjadi 5,13% dari periode yang sama tahun sebelumnya 5,32%.

Berbeda dengan BRI, Direktur Keuangan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) Ferdian Satyagraha justru menyebut tahun ini Nim perseroan bakal stabil tahun ini.

Prediksi Bank Jatim, untuk tahun 2019 NIM akan terjaga di kisaran 6,42%. Posisi tersebut lebih tinggi dibandingkan pencapaian tahun lalu perseroan sebesar 6,36%. "Per Desember 2018 posisi Nim 6,36% lebih rendah dari posisi NIM Desember 2017 sebesar 6,68%," ungkap Ferdian.

Serupa dengan BRI, untuk menjaga NIM di tahun ini bank bersandi bursa BJTM ini bakal mendorong pengumpulan dana murah. Sebabnya, untuk dana mahal atau deposito diprediksi masih akan mengalami kenaikan bunga tahun ini, hanya saja peningkatannya tidak akan sekencang tahun lalu.

"Untuk DPK (dana pihak ketiga) terutama deposito ada resiko kenaijan tergantung Fed Fund Rate (FFR) tahun ini," sambungnya.

Setali tiga uang, Direktur Utama PT Bank Mayapada Internasional Tbk Haryono Tjahjarijadi meyakini tahun ini NIM masih akan stagnan dibanding posisi tahun lalu. Setidaknya, bank milik taipan ini menyebut NIM akan ada di kisaran 4,2%-4,3%. Meski begitu, Haryono yakin ada kemungkinan perbaikan NIM di tahun ini.

"Mix antara rebound ekonomi dan penyesuaian kenaikan bunga acuan. Kenaikan (bunga) masih mungkin terjadi tapi karena persoalan global juga bukan hanya domestik saja," terangnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×