Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Kinerja pasar saham yang loyo di awal 2015 ini membuat PT Taspen (Persero) harus memutar otak. Untuk menyelamatkan perolehan hasil investasi, merubah portofolio penempatan dana pun dilakukan.
Menurut Iman Firmansyah, Direktur Investasi Taspen, dalam enam bulan pertama tahun ini mereka melakukan pengalihan dana yang awalnya ditempatkan di keranjang saham. Tujuannya tak lain untuk menghindari kinerja hasil investasi yang bisa ikutan jeblok.
Awalnya, dia bilang porsi investasi Taspen di instrumen saham mencapai sekitar 18% hingga 20%. Namun sedikit demi sedikit porsi tersebut terus mereka kikis. "Sekarang yang di saham tinggal 5%," ujar Iman, Jumat (24/7).
Sebagai gantinya, Iman mengatakan dana investasi yang tadinya berupa saham di alihkan ke instrumen lain. Terutama fiparkir di keranjang deposito berjangka. Meski bunga deposito tak bisa dibilang besar, namun masih lebih baik dibanding kinerja pasar saham dan lebih aman.
Penempatan dana terbesar sendiri masih berada di surat utang baik pemerintah maupun korporat. Porsi dana di SUN dan obligasi ini, disebutnya mencapai 60% sampai 70%.
Menurutnya komposisi dana investasi ini bisa saja kembali berubah di semester kedua tahun ini. "Tergantung pasarnya apakah akan membaik atau tidak," ungkapnya.
Saat ini sendiri dia bilang dana investasi Taspen menembus Rp 133 triliun. Dana dana ini, mereka mengantongi hasil investasi sekitar Rp 6 triliun per bulan Juni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News