kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pelemahan Rupiah Masih Berlanjut, Membayangi Likuiditas Valas Perbankan


Rabu, 12 Juni 2024 / 21:17 WIB
Pelemahan Rupiah Masih Berlanjut, Membayangi Likuiditas Valas Perbankan
ILUSTRASI. Petugas menata tumpukan uang dolar AS di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (18/4). Pelemahan Rupiah Masih Berlanjut, Membayangi Likuiditas Valas Perbankan.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren pelemahan rupiah terhadap mata uang asing dolar Amerika Serikat (AS) masih terus berlanjut, hal ini berpotensi membayangi likuiditas valas di perbankan karena segelintir masyarakat memanfaatkannya untuk mengambil keuntungan dengan menjual dolarnya.

Sejumlah bankir membenarkan penguatan dolar AS terhadap rupiah secara tidak langsung akan mempengaruhi kondisi likuiditas bank, namun mereka juga menilai likuiditas valas bank masih terjaga dan memadai untuk mendukung kebutuhan kredit valas para debiturnya.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) misalnya, sebagai bank yang memiliki focus segmentasi bisnis yang membutuhkan dana valas yang besar, bank pelat merah ini baru saja menerbitkan global bond senilai US$ 500 juta.

"Ini menjadi strategi BNI dalam mendiversifikasi sumber pendanaan dan ekspansi kredit dalam mata uang asing," ungkap Okki Rushartomo Corporate Secretary BNI.

Baca Juga: Rupiah Kembali Ditutup Melemah ke Rp 16.295, Intip Proyeksinya untuk Kamis (13/6)

Sementara itu, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) memastikan likuiditas valasnya masih terjaga, dan mampu memenuhi kebutuhan permintaan kredit valas.

"BCA berkomitmen memenuhi kebutuhan transaksi valas sesuai kebutuhan nasabah dalam berbagai jenis mata uang. Kami juga menjaga keseimbangan antara kecukupan likuiditas dengan ekspansi kredit yang sehat," kata Hera F. Haryn EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA.

Hera merinci, Nilai DPK valas BCA per Maret 2024 tercatat mencapai Rp 66,6 triliun atau sekitar 6% dari total DPK perseroan. 

Pada periode yang sama, penyaluran kredit valas BCA mencapai ekuivalen Rp 44,7 triliun, setara 5,4% dari total portofolio pembiayaan perseroan. 

Sementara itu Direktur Distribution and Funding PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Jasmin mengatakan likuiditas valas bank masih terjaga, dan dalam tren yang positif.

"Adanya valas di BTN hanya untuk memenuhi kebutuhan likuiditas, karena fokus utama ada pasa nasabah yang mayoritas butuh kredit dalam rupiah," ungkapnya.

Baca Juga: Rupiah Nyaris Tembus Rp 16.300 per Dolar AS, Begini Dampaknya ke Belanja Negara


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×