kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Peluang Masih Besar, Fintech dan Bank Kembangkan Bisnis Paylater


Sabtu, 29 Januari 2022 / 14:00 WIB
Peluang Masih Besar, Fintech dan Bank Kembangkan Bisnis Paylater


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembayaran cicilan skema bayar tunda atau buy now pay later (BNPL) menjadi salah satu industri yang kian tumbuh sejak pandemi covid-19 melanda. Dengan peluang pertumbuhan yang masih besar, beberapa pemain pun mulai mengatur strategi untuk memperbesar pangsa pasarnya di tahun ini.

Salah satunya, Kredivo yang merupakan salah satu pemain di industri ini dengan wallet share sebesar 50% di mayoritas e-commerce ternama di Indonesia. Sejak akhir tahun lalu, Kredivo meningkatkan penetrasi ke ritel atau merchant offline seiring aktivitas masyarakat yang sudah mulai berangsur normal seperti saat sebelum pandemi.

Seperti contoh, mereka meluncurkan Flexi Card, kartu yang memungkinkan pengguna untuk bertransaksi di seluruh merchant di Indonesia yang memiliki EDC dengan jaringan GPN menggunakan kartu yang limitnya berasal dari aplikasi Kredivo.

Dengan bunga sekitar 2.6% per bulan untuk cicilan 6 hingga 12 bulan, Indina Andamari sebagai VP Marketing & Communications Kredivo mengatakan saat ini sudah memiliki 5 juta pengguna aktif di Indonesia yang tumbuh hampir 2 kali lipat dalam 10 bulan terakhir.

Baca Juga: Ini Alasan OJK untuk Mengerek Batas Minimal Permodalan Fintech

“Rata-rata pengguna bertransaksi 25 kali menggunakan Kredivo setiap tahunnya, hal ini menunjukkan bagaimana Kredivo memiliki engagement rate yang tinggi untuk yang penggunanya,” ujar Indina.

Adapun, Indina bilang pihaknya akan meningkatkan layanan di kota-kota tier 3 dan memperluas target konsumen ke sektor produktif sehingga penduduk di kota-kota non-metropolitan dan lebih banyak pengusaha UMKM yang menggunakan layanan Kredivo. Harapannya, pertumbuhan nilai pembiayaan dan jumlah nasabah bisa naik 2 kali lipat di tahun ini.

Selain Kredivo, ada juga Akulaku yang memiliki target tinggi setelah tahun lalu berhasil mencatatkan pertumbuhan pembiayaan sebesar 135% menjadi Rp 9,5 triliun. Tahun ini, mereka menargetkan penyaluran pembiayaan bisa mencapai Rp 12 triliun dengan produk yang selama ini menjadi unggulan yaitu handphone dan peralatan rumah tangga.

Presiden Direktur Akulaku Finance Indonesia Efrinal Sinaga bilang pihaknya meyakini  bahwa e-commerce masih akan meningkat signifikan sejalan dengan perubahan lifestyle masyarakat yang mulai beralih ke belanja online disertai dengan membaiknya infrastruktur dan ekosistem.

Baca Juga: Permodalan Fintech Bakal Lebih Tinggi, Pelaku Bisnis Siapkan Strategi Gaet Investor

Rupanya, bisnis paylater ini juga dilirik oleh perbankan yang turut ingin mencuil peluang dari hal tersebut. Misalnya, BRI yang memiliki produk bernama Ceria untuk transaksi paylater-nya.

Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto menyebut transaksi paylater tersebut mengalami kenaikan yang signifikan karena tumbuh lebih dari 115% yoy dengan sales volume transaksi mencapai Rp 230 miliar. Ia pun menargetkan pertumbuhan transaksi kartu kredit dan paylater sebesar 30% yoy pada tahun 2022.



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×