Reporter: Amanda Christabel | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proses pembentukan holding ultra mikro masih menyisakan pekerjaan rumah meskipun Bank Rakyat Indonesia (BRI) sudah mendapat izin menjadi pemegang saham Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani (PNM) pada 10 September 2021 lalu.
Ada dua batu sandungan. Yakni terkiait Galeri24 dan aturan Batas Maksimum Pemnberian Kredit (BMPK).
Tapi terlepas dari dua hambatan itu, kredit mikro merupakan pasar gurih. Bank berkode saham BBRI itu menargetkan kontribusi usaha mikro sebesar 45% terhadap total penyaluran kredit pada tahun 2025.
Target BRI itu masuk akal. Pemain yang berkecimpung di sektor ini bekum banyak. Selain BRI, bank yang fokus di sektor mimro adalah BTPN Syariah yang menyebut menyasar pasar prasejahtera.
Direktur Riset Center of Reform in Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah sepakat, pasar usaha mikro kecil menengah (UMKM) sebenarnya sangat besar, tapi pemainnya sedikit. “Memang dibutuhkan program dan pendekatan yang tepat untuk masuk ke segmen ini. Dan BTPN Syariah memiliki itu,” ujar Piter kepada KONTAN, Rabu (29/9).
Piter menyebut, adanya holding ultra mikro tidak akan banyak mengubah persaingan dalam pasar UMKM. Maka, prospek bisnis BPTN Syariah masih tetap bagus. “BTPN Syariah untuk tetap fokus mengembangkan program milik mereka saat ini, yaitu melayani usaha-usaha mikro dengan pendekatan kelompok khususnya nasabah perempuan,” ujar Piter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News