Reporter: Ferrika Sari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembiayaan alat berat multifinance terus tertekan oleh perlambatan bisnis di sektor pertambangan dan perkebunan. Akibatnya, pembiayaan di sektor ini turun karena permintaan alat berat juga stagnan.
Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengatakan, perlambatan pembiayaan alat berat akan berlanjut sampai tahun 2020. Diperkirakan di pembiayaan sektor ini akan turun sekitar 10%.
Baca Juga: Pembiayaan alat berat lesu, Indomobil Finance selektif salurkan kredit
“Penjualan alat berat turun 10% karena investasi orang-orang, biasanya perlu waktu tiga tahun. Penjualan tertinggi terjadi pada 2018 dan kemungkinan membaik lagi di 2021 jika komoditas juga naik,” kata Suwandi kepada Kontan.co.id, Selasa (26/11).
Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pembiayaan alat berat turun 1,20% menjadi Rp 36,88 triliun. Sementara data APPI, menjelaskan bahwa portofolio pembiayaan alat berat mencapai 30% dari total pembiayaan per September 2019.
Dengan kondisi tersebut, diperkirakan porsi pembiayaan alat berat turun menjadi 27% di 2020. Meski demikian, pembiayaan alat berat akan tetap tumbuh karena masih ada debitur yang perlu melunasi kredit.
Baca Juga: Meski pasar lesu, Mandiri Tunas Finance perbesar pembiayaan alat berat di 2020
Suwandi memperkirakan, para pemain akan mencari celah lain untuk mencari peluang bisnis baru. Apalagi, masih banyak objek pembiayaan yang bisa digarap mulai dari pembiayaan investasi, modal kerja, multiguna serta syariah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News