Reporter: Feri Kristianto, Adi Wikanto | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Tampaknya, sebaran produk asuransi tampaknya semakin luas tahun ini. Buktinya, pendapatan premi perusahaan asuransi per kuartal I 2012 meningkat dibandingkan periode sama tahun 2011. Tentu saja ini menjadi berkah bagi perusahaan asuransi, karena laba juga ikut meningkat.
Asuransi Jiwasraya misalnya, mengantongi pendapatan premi bruto sebesar Rp 1,2 triliun, tumbuh 35%. Sebagian besar pendapatan premi berasal dari jasa keagenan mencapai 70%, sisanya bancassurance. "Perubahan sistem komisi keagenan turut mendongkrak kinerja," jelas Hendrisman Rahim, Direktur Utama Jiwasraya, Rabu (2/5).
Perubahan sistem itu meliputi pemberian komisi sesuai pendapatan premi. Artinya, semakin besar pendapatan premi, komisi yang masuk kantong pun bertambah banyak. Sayang, Hendrisman enggan menceritakan besaran komisi keagenan.
Sebagian besar pendapatan premi Jiwasraya berasal dari produk asuransi trandisional, yang berkontribusi 80% terhadap pendapatannya. Sisanya, dari produk unitlink. "Kami akan mengeluarkan unitlink baru agar kontribusinya semakin banyak," katanya.
Strategi itu demi mengejar pencapaian target premi sebesar Rp 5,3 triliun pada tahun ini. Tahun 2011, pendapatan premi bruto Jiwasraya mencapai Rp 4,78 triliun dengan laba Rp 394,11 miliar. Untuk kuartal I ini, Hendrisman merahasiakan pencapaian laba.
Produk Asuransi Harta Aman (AHAP) juga semakin laris di pasaran. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, total pendapatan premi bruto per 31 Maret 2012 mencapai Rp 36 miliar, tumbuh 22% dibandingkan periode sama tahun lalu. Perusahaan semakin untung karena beban klaim berkurang 8% menjadi Rp 7,1 miliar.
Sementara hasil investasi AHAP tumbuh 34% menjadi Rp 987,78 juta. Hal ini semakin mengatrol laba bersih yang masuk ke kantong perusahaan, naik 27% menjadi Rp 2,8 miliar.
Pada periode yang sama, pendapatan premi Asuransi Bina Dana Arta juga naik pesat. Laporan keuangan perusahaan menyatakan, pendapatan premi mencapai Rp 175,6 miliar, tumbuh 20%. Sementara, beban klaim naik lebih kecil, hanya 14% menjadi Rp 97,7 miliar.
Hasil investasi meningkat 42% menjadi Rp 13,2 miliar. Walhasil, laba bersih perusahaan naik 39% menjadi Rp 61,6 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News