Reporter: Ferry Saputra | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah fintech peer to peer (P2P) lending terpantau memiliki TWP90 di atas 5% sejak akhir tahun lalu. Pengamat sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda memprediksi kredit macet industri akan cukup naik pada 2024.
Nailul menerangkan prediksi itu datang berdasarkan angka TWP90 sejumlah perusahaan fintech P2P lending yang meningkat karena mengalami masalah kredit macet, terutama yang berkaitan dengan risiko tinggi seperti pembiayaan untuk pertanian.
"Jadi, secara individual ada yang bermasalah. Oleh karena itu, kredit macet industri akan cukup naik pada tahun ini," katanya kepada Kontan.co.id, Jumat (12/1).
Nailul menambahkan, pada tahun ini, platform fintech P2P lending harus mewaspadai borrower usia muda dan usaha produktif.
Baca Juga: Masalah Gagal Bayar, Lender Pernah Dicicil Investree Hanya Rp 7.000 hingga Rp 15.000
Oleh karena itu, dia bilang perlu penerapan sistem credit scoring yang lebih valid dan akuntabel dengan menggunakan data pembanding yang cukup memadai. Bukan sebagai data utama, kata dia, sebagai pembanding saja apakah borrower tersebut layak diberikan pinjaman atau tidak. Dengan demikian, angka kredit macet bisa ditekan.
Sebagai informasi, OJK mencatat tingkat risiko kredit macet secara agregat atau yang dikenal dengan TWP90 dalam kondisi terjaga di level 2,81% pada November 2023, sedangkan Oktober 2023 sebesar 2,89%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News