Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk berhasil menyalurkan kredit melebihi target yang ditetapkan. Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini memaparkan kredit BNI tumbuh sebesar 10,9% secara tahunan menjadi Rp 646,19 triliun pada tahun 2022.
"Ini melebihi guidance yang ditetapkan perusahaan di awal 2022 yakni di kisaran 7% hingga 10%. Pertumbuhan tersebut dicapai di tengah upaya BNI melakukan transformasi dan fokus membangun portofolio kredit yang sehat melalui ekspansi pada debitur top tier di masing-masing industri dan regional,” kata Novita secara virtual pada Selasa (24/1).
Ia menyatakan sektor Business Banking mencatat pertumbuhan 10,3% secara tahunan menjadi Rp 532,2 triliun. Pertumbuhan dari segmen tersebut didorong oleh segmen Korporasi Blue Chip yang tumbuh 28,9% secara tahunan menjadi Rp 232,7 triliun.
Baca Juga: BNI Bukukan Laba Bersih Rp 18,31 Triliun di Akhir 2022, Tumbuh 68%
Lalu penyaluran kredit ke segmen Large Commercial meningkat 29,9% secara tahunan menjadi Rp 53,1 triliun. Sedangkan kredit ke segmen kecil terutama Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang tumbuh 19,8% secara tahunan menjadi Rp 52,7 triliun.
"Sementara di sektor Consumer Banking, Kredit Payroll masih menjadi fokus dengan pertumbuhan 20,3% secara tahunan menjadi Rp 43,1 triliun, kemudian diikuti oleh Kredit Pemilikan Rumah yang tumbuh 7,9% secara tahunan menjadi Rp 53,5 triliun. Sehingga secara keseluruhan, kredit konsumer tumbuh 11,2% secara tahunan menjadi Rp 110,1 triliun," jelasnya.
Lebih lanjut, BNI juga melihat debitur yang terdampak pandemi terus mengalami pemulihan. Hal ini berdampak positif pada portofolio restrukturisasi kredit akibat Covid-19 yang hingga akhir 2022 tersisa Rp 49,6 triliun, turun 31,2% secara tahunan.
"Rasio Loan At Risk (LaR) ikut membaik menjadi 16%, dibandingkan 2021 yang berada di posisi 23,3%. Tentunya untuk tahun ini, kami menargetkan kualitas aset yang lebih baik lagi. Kami sangat bergembira karena sebagian besar debitur yang terdampak Covid-19 sudah mulai pulih dan bersiap ekspansi,” paparnya.
Novita menambahkan, BNI mendapat banyak lesson learned mengenai bagaimana meningkatkan efisiensi bisnis dari pandemi. Sepanjang tahun 2022, biaya operasional umum dan admin hampir tidak naik, hanya tumbuh 1%.
Baca Juga: BI Catat Himpunan DPK Perbankan Capai Rp 7.929,5 Triliun pada Penghujung 2022
Berbekal efisiensi biaya operasional umum ini, BNI berkesempatan membangun kapabilitas Human Capital dengan menaikkan biaya personalia sebesar 11%, atau hampir 2 kali lipat inflasi.
"Kenaikan ini terutama di area seperti investasi training pegawai dan remunerasi variabel untuk mendorong kinerja dan semangat pegawai BNI agar memberikan service terbaik kepada nasabah.
Meskipun demikian, BNI masih menjaga efisiensi bisnis yang tercermin dari rasio cost-to-income yang sebesar 42,6%, membaik 70 bps dibandingkan tahun lalu," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News