kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Penyaluran pembiayaan syariah multifinance seret


Rabu, 26 Juni 2019 / 19:54 WIB
Penyaluran pembiayaan syariah multifinance seret


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laju bisnis pembiayaan syariah multifinance terus merosot sejak dua tahun lalu. Sampai saat ini, penurunan pembiayaan syariah multifinance masih terasa.

Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sampai April 2019, pembiayaan syariah minus 30,99% menjadi Rp 17,72 triliun.

Padahal April tahun sebelumnya, penyaluran pembiayaan syariah masih sebesar Rp 25,65 triliun. Dari realisasi April 2019, pembiayaan jual beli syariah masih berkontribusi 83,97% dari total pembiayaan. Menyusul pembiayaan investasi syariah 0,38% dan pembiayaan jasa syariah 15,63%.

Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno menjelaskan, bahwa penurunan pembiayaan tersebut terkendala masalah pendanaan syariah.

Para pelaku usaha juga sempat menunggu kepastian bisnis syariah. Sampai akhirnya, OJK menerbitkan Peraturan OJK (POJK) Nomor 10/POJK.05/2019 pada Februari lalu.

“Melalui aturan ini, bisnis ke depannya sudah jelas. Sebelumnya, para pemain masih menunggu kepastian apakah spin off perlu dilakukan atau tidak. Tapi dari penjelasan aturan, multifinance tidak perlu spin off untuk menjalankan bisnis syariah,” kata Suwandi di Jakarta, beberapa hari lalu.

Suwandi berharap bisnis pembiayaan syariah bisa membaik sampai akhir tahun. Asalkan, tiga multifinance yang menjalankan syariah secara penuh atau full fledge syariah bisa memperbaiki kinerjanya, seperti Citifin Multi Finance Syariah, Al Ijarah Indonesia Finance (Alif Finance) dan Amanah Finance.

“Menurut kabar, tiga multifinance full syariah yang saat ini sedang melakukan konsolidasi ke dalam dan itu bukan jualan. Yaitu konsolidasi internal karena ada masalah kredit macet,” ungkap Suwandi.

Meski industri mengalami penurunan, tapi ada beberapa pemain multifinance yang mencatatkan kinerja positif. Ambil contoh PT Adira Dinamika Multifinance Tbk (Adira Finance) telah menyalurkan pembiayaan syariah sebesar Rp 631 miliar sampai April 2019. Jumlah tersebut meningkat 94,15% dibandingkan realisasi April 2018 yaitu Rp 325 miliar.

Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila mengatakan perusahaan telah menyiapkan sejumlah strategi untuk meningkat pembiayaan syariah, seperti meluncurkan produk baru.

Yang terbaru, perusahaan meluncurkan paket pembiayaan umrah dengan menggunakan akad Murabahah (jual beli). Produk yang resmi dipasarkan Juni 2019 ini, menargetkan 600 nasabah baru di tiap kuartal.

“Sekarang kami mulai masa stabilisasi di Adira Finance karena perusahaan menawarkan produk baru dan juga membuka 25 kantor cabang Syariah,” terangnya.

Selain membuka kantor cabang, perusahaan juga gencar mengedukasi nasabah dan memperkuat infrastruktur di Unit Usaha Syariah (UUS) Adira Finance.

Dengan pencapaian ini, Made yakin pembiayaan syariah sampai akhir tahun akan meningkat. Adapun produk otomotif, masih berkontribusi besar terhadap total pembiayaan syariah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×