kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.838   -98,00   -0,62%
  • IDX 7.384   -108,06   -1,44%
  • KOMPAS100 1.138   -20,96   -1,81%
  • LQ45 901   -18,70   -2,03%
  • ISSI 224   -1,86   -0,82%
  • IDX30 463   -11,32   -2,38%
  • IDXHIDIV20 560   -12,38   -2,16%
  • IDX80 130   -2,40   -1,81%
  • IDXV30 139   -1,66   -1,18%
  • IDXQ30 155   -3,12   -1,97%

Per November 2015, laba multifinance naik 18%


Senin, 11 Januari 2016 / 16:28 WIB
Per November 2015, laba multifinance naik 18%


Reporter: Mona Tobing | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Laba multifinance pada November tahun 2015 naik 18% dibandingkan bulan sebelumnya. Kondisi ini mengambarkan akhir tahun lalu, laba multifinance mulai mengalami perbaikan.

Dalam ikhtisar data keuangan yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, perolehan laba multifinance sampai November mencapai Rp 13,15 triliun. Jika dibandingkan bulan sebelumnya terjadi kenaikan dari Rp 11,89 triliun. Artinya, bisnis multifinance jelang akhir tahun lebih menggeliat ketimbang pertengahan tahun 2015.

Laba multifinance pada November 2015 ditopang kenaikan pendapatan yang mencapai Rp 79,25 triliun. Jika dilihat trend perolehan, pendapatan multifinance pada November terbilang tinggi. Sebab, pada Oktober 2015, pendapatan multifinance hanya sebesar Rp 71,67 triliun.

Perolehan pendapatan bersumber dari pendapatan operasional sebesar Rp 74,61 triliun yang naik dibandingkan Oktober sebesar Rp 67,64 triliun. Sedangkan pendapatan yang berasal dari non operasional juga naik menjadi Rp 4,64 triliun pada November dari Rp 4 triliun pada Oktober.

Sementara pada beban, tercatat pada November tahun lalu Rp 65,6 triliun, naik dari Rp 59,21 triliun di Oktober. Adapun, beban operasional pada periode yang sama mencapai Rp 63,36 triliun dan sisanya berasal dari pendapatan non operasional.

Efrinal Sinaga, Sekjen Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) mengatakan, jelang akhir tahun multifinance lebih memilih untuk fokus pada collection atau penagihan. Sementara untuk penyaluran pembiayaan baru lebih dikendurkan.

Selain untuk menjaga kualitas kredit dalam non perfoang finance (NPF), biasanya akhir tahun, daya beli konsumen kendaraan roda empat turun. Pemicunya adalah belum adanya merek atau varian baru yang dirilis para agen tunggal pemegang merk (ATPM).

"Multifinance ingin menjaga kinerjanya akhir tahun. Jadi biasanya fokus pada penagihan. Ini yang membuat kinerja masih terjaga," tandas Efrinal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×