kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Perbankan genjot fee based income


Selasa, 30 Juli 2013 / 07:04 WIB
Perbankan genjot fee based income
ILUSTRASI. Kurs rupiah akan digerakkan dari kenaikan harga komoditas dan perang Rusia vs Ukraina /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/23/02/2022.


Reporter: Emma Ratna Fury, Nina Dwiantika | Editor: Roy Franedya

JAKARTA. Perbankan berusaha memaksimalkan pendapatan non-bunga atau fee based income demi menambah pundi-pundi mereka. Salah satunya, menggaet nasabah korporasi melalui layanan cash management .

Salah satunya, Bank Permata. Bank patungan Astra International dan Standard Chartered Bank ini baru saja menggandeng Sriwijaya Air dalam pembelian tiket pesawat melalui virtual account. Layanan ini memberi kemudahan bagi para agen dan pelanggan Sriwijaya dalam pengadaan tiket.

Roy Arfandi, Direktur Wholesale Banking Permata Bank, mengatakan, layanan ini akan memberikan kemudahan bagi Sriwijaya mengecek pembayaran tiket. Manajemen bisa melakukan pengecekan secara online dan realtime. "Layanan ini untuk memenuhi fee income yang ditargetkan tumbuh 20% - 25% per tahun," ujarnya, Senin (29/7).

Per Maret 2013 laba operasional Permata mencapai Rp 463 miliar, naik 12% dari tahun lalu. Adapun kredit kredit yang disalurkan tumbuh 36% jadi Rp 100,7 triliun.

Chandra Lie, Direktur Utama Sriwijaya Air, mengatakan kerjasama ini akan mendatangkan keuntungan besar bagi Permata, bila semua nasabah menggunakan layanan tersebut. Saban bulan Sriwijaya melayani 800.000 nasabah.

Bank BNI juga serius menggarap bisnis cash management. Semester I-2013, total dana kelolaan BNI mencapai Rp 61,47 triliun atau tumbuh 17,4% ketimbang tahun sebelumnya Rp 52,33 triliun.

General Manager Transactional Banking Services Bank BNI, Iwan Kamaruddin, mengatakan bisnis cash management merupakan solusi keuangan bagi nasabah komersil dan korporasi. Bank pelat merah ini mencatat, cash management nasabah korporasi sebesar Rp 28,38 triliun atau 45% dari portofolio, sedangkan nasabah komersial Rp 33,08 triliun atau 54%. "Persaingan bisnis cash management cukup kettat," jelasnya.

Guna menghadapi persaingan, BNI menyiapkan berbagai strategi seperti meningkatkan sinergi bisnis business banking, consumer dan ritel untuk mengoptimalkan keuntungan melalui pendekatan value chain.

Informasi saja, total nasabah cash management BNI mencapai 184.875 bertambah 30.515  nasabah. Dari layanan ini BNI telah meraup fee sekitar Rp 327 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×