Sumber: KONTAN |
JAKARTA. Sejumlah bank lokal yang berminat menjadi agen pelaksana Bilateral Currency Swap Agreement (BCSA) belum menawarkan layanan pertukaran mata uang Indonesia dan China. Para bankir masih menunggu penjelasan Bank Indonesia tentang aturan main pertukaran rupiah dan renminbi.
PT Bank Mandiri Tbk yang menawarkan pembiayaan untuk perdagangan Indonesia-China belum menawarkan layanan pertukaran mata uang tersebut. Direktur Treasury Bank Mandiri Thomas Arifin mengatakan, masih menanti kajian BI tentang implementasi BCSA.
Pasar BCSA terbilang menggiurkan jika melihat nilai perdagangan Indonesia China. Saat ini, nilai impor Indonesia dari China sebesar US$ 17,4 miliar. Sedangkan nilai ekspor dari Indonesia ke China mencapai US$ 9,5 miliar.
Bank Mandiri berharap bisa menjadi agen layanan BCSA karena ingin menaikkan layanan trade finance. "Saat ini, porsi Bank Mandiri di trade finance baru sekitar US$ 190 juta dengan sumbangan ke fee based income sebesar Rp 60 miliar," ujar Thomas.
Nilai perdagangan Indonesia-China yang besar itu termasuk alasan Bank Mandiri ingin membuka cabang di China. Namun, hingga saat ini rencana itu belum terlaksana karena Bank Mandiri belum mendapat izin dari otoritas perbankan di China. "Kami harap sebelum akhir tahun sudah bisa selesai," ujarnya.
Selain layanan trade finance, Bank Mandiri juga berharap BCSA bisa meningkatkan layanan remittance.
Saat ini, Bank Mandiri menawarkan layanan remittance antara Indonesia-China dengan menggandeng bank dari China, seperti Industrial and Commercial Bank Of China (ICBC) dan Bank Of China (BOC). "Bentuk kerjasama dengan kedua bank ini adalah kemitraan strategis sehingga nasabah bisa melakukan transaksi menggunakan renminbi melalui Mandiri Transfer Yuan," jelas Thomas.
Hubungan koresponden
Bank lokal lainnya yang berharap bisa menjadi agen BCSA adalah PT Bank OCBC NISP Tbk. Kendati telah memiliki mitra di China, yaitu BOC, sampai saat ini OCBC NISP belum menjadi agen BCSA. "Kami masih dalam proses penjajakan," ujar Presiden Direktur OCBC NISP, Parwati Surjaudaja.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga menanti kesempatan menjadi agen BCSA. "Yang saya tahu, penandatanganan kesepakatan BI dengan Hong Kong Monetary Authority (HKMA) dan BOC baru berlangsung September nanti," ujar Wakil Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja.
Deputi Gubernur BI Hartadi A. Sarwono mengatakan, BI sedang menyiapkan aturan main bagi bank yang ingin menjadi agen BCSA. Yang pasti, semua bank devisa boleh menjadi agen penyalur renminbi. "Asalkan, mereka memiliki hubungan korespondensi dengan bank komersial di China," ujar Hartadi.
Tak seperti bank lokal, bank asing lebih maju dalam penerapan BCSA. Direktur Pemasaran Bank ICBC Indonesia, Surjawati Tatang menyatakan ICBC Indonesia telah menjadi agen pelaksana BCSA, sesuai kesepakatan BI dan Bank Sentral Cina beberapa waktu lalu.
Transaksi pertama ICBC Indonesia dalam kerangka BCSA adalah menyediakan letter of credit (L/C) dalam renminbi untuk Indotruck, anak perusahaan Indomobil. "Nilainya 500.000 renminbi," kata Surjawati. ICBC Indonesia mendapatkan bantuan sang induk di China untuk menjadi agen BCSA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News