kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.910   20,00   0,13%
  • IDX 7.197   56,12   0,79%
  • KOMPAS100 1.107   11,64   1,06%
  • LQ45 878   11,94   1,38%
  • ISSI 221   0,95   0,43%
  • IDX30 449   6,34   1,43%
  • IDXHIDIV20 540   5,67   1,06%
  • IDX80 127   1,46   1,16%
  • IDXV30 134   0,44   0,32%
  • IDXQ30 149   1,61   1,09%

Perbankan Makin Serius Menjalankan Bisnis Berkelanjutan


Rabu, 02 Oktober 2024 / 17:50 WIB
Perbankan Makin Serius Menjalankan Bisnis Berkelanjutan
ILUSTRASI. Peduli Lingkungan: Direktur Consumer Banking CIMB Niaga Noviady Wahyudi (kiri) bersama Direktur Compliance, Corporate Affairs & Legal CIMB Niaga Fransiska Oei (dua kiri) meninjau merchant produk ramah lingkungan dalam acara The Cooler Earth Sustainability Series 2024 di Jakarta, Rabu (2/10/2024). Acara ini digelar dalam rangka HUT ke-69 CIMB Niaga untuk memobilisasi komitmen dan tindakan kolektif dalam membentuk masyarakat yang bertanggung jawab dan planet yang lebih layak huni. KONTAN/Baihaki/2/10/2024


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Perbankan semakin serius dalam mendukung program net zero emission dengan menjalankan bisnisnya ke arah segmen keberlanjutan atau sustainability.

Bank CIMB Niaga misalnya, bank swasta terbesar kedua ini terus menunjukkan komitmennya dengan menggelar The Cooler Earth (TCE) Sustainability Series 2024 yang berlangsung mulai 2 Oktober sampai 4 Oktober 2024.

Selain menggelar kegiatan-kegiatan bertema sustainability, CIMB Niaga juga makin fokus menyalurkan kredit ke segmen keberlanjutan dan akan mengurangi kredit ke sektor Batubara termal secara perlahan pada tahun 2040, hingga menurunkan emisi melalui operasionalnya. 

Direktur Compliance, Corporate Affairs & Legal CIMB Niaga Fransiska Oei  mengatakan, setidaknya sekitar 26% dari total penyaluran kredit bank telah disalurkan ke sektor sustainability. Ke depan, pihaknya akan menjaga porsi kredit tersebut dan akan berkembang seiring dengan meningkatnya portofolio kredit CIMB Niaga.

“Target di periode tahun 2030-2050 mendatang, target CIMB Niaga adalah untuk menurunkan emisi hingga menjadi net zero emission. Salah satunya menurunkan portofolio batubara thermal pada tahun 2040, dan itu perlu komunikasi dengan nasabah, mereka bisa menggunakan produk batubara, tapi kalau bisa bukan yang termal” ungkap Fransiska saat ditemui di Jakarta, Selasa (2/10). 

Baca Juga: CIMB Niaga Kembali Gelar The Cooler Earth (TCE) Sustainability Series 2024

Soal keikutsertaan dalam melakukan perdagangan bursa karbon, Fransiska bilang, tahun ini pihaknya tidak melakukan pembelian bursa karbon. Pasalnya pembelian pada tahun 2023 lalu yang sebesar Rp 458 juta lebih akan digunakan untuk diimplementasikan pada masa yang akan datang.

“Di tahun ini kami tidak membeli karbon baru, karena karbon dari IDX itu tadi, itu kita kaya nabung. Kalau kita beli itu bisa dieksekusinya atau digunakannya sekarang atau in the future. Nah yang itu kita beli untuk future,” ungkap dia.

Fransiska mengatakan, saat ini CIMB Niaga akan membeli REC atau renewable energy certificate yang didapatkan dari perusahaan yang membuat sertifikat hijau seperti PLN. Ketika PLN memiliki proyek yang menghasilkan listrik tetapi menggunakan renewable energy, maka CIMB Niaga akan membelinya untuk mengurangi emisi.

Ia menambahkan, masih banyak peluang untuk memberikan layanan produk perbankan dengan mendukung sustainibility, dan mengalihkan portfolio kredit menjadi portfolio yang green, seperti yang saat ini ditawarkan dengan KPR hijau hingga KKB segmen kendaraan listrik.

Bank Negara Indonesia (BNI) juga berkomitmen untuk terus mengimplementasikan konsep environmental, social, and governance (ESG) dalam setiap aspek bisnisnya. Bank pelat merah ini telah menetapkan target net zero emission aktivitas operasionalnya pada 2028 dan pembiayaan pada tahun 2060. 

Direktur Manajemen Risiko BNI David Pirzada mengatakan, pihaknya memiliki perhatian khusus untuk mendorong debitur menuju penerapan sustainibility, khususnya proses transisi menuju aktivitas usaha yang lebih hijau.

BNI menyalurkan sustainability linked loan (SLL) kepada debitur yang memiliki target sustainability sesuai dengan tujuan SDGs termasuk di dalamnya transisi energi debitur. Kredit tersebut merupakan bagian dari kredit ESG BNI. 

“Tahun ini, BNI menargetkan portofolio ESG bisa mencapai Rp 71,27 triliun dan akan terus berusaha memperbesar portfolio SLL yang merupakan bagian dari kredit ESG BNI,” ungkap David kepada Kontan.

Lebih jauh, David menjelaskan, strategi yang dilakukan BNI di antaranya dengan membentuk unit khusus pembiayaan hijau terutama sektor energi terbarukan. Lalu, menyusun risk acceptance criteria dengan mempertimbangkan kriteria dari aspek ESG, pengembangan framework pembiayaan hijau, adopsi taksonomi hijau Indonesia yang saat ini beralih menjadi taksonomi keuangan berkelanjutan Indonesia.

Serta terus melakukan pengembangan kapabilitas SDM untuk mendukung ekspansi pembiayaan hijau dan berkelanjutan.

Per Juni 2024, BNI telah menyalurkan kredit sebesar Rp 69,4 triliun untuk mendukung proyek-proyek hijau, tumbuh  2,27% secara year to date (Ytd).  

Baca Juga: Kredit Sektor Berkelanjutan BRI Capai Rp 793 Triliun di Semester I-2024

Rinciannya, sebesar Rp 10,8 triliun disalurkan ke sektor energi terbarukan sebesar Rp 10,8 triliun. Lalu ke pengelolaan sumber daya alam hayati dan penggunaan lahan berkelanjutan sebesar Rp 29,4 triliun, dan transportasi ramah lingkungan Rp 3,9 triliun. 

Di sisi operasional perusahaan, BNI melakukan usaha-usaha perbaikan dalam pengelolaan limbah menuju penerapan pengelolaan limbah dengan prinsip zero waste to landfill, termasuk program untuk menumbuhkan green lifestyle dalam budaya perusahaan. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kontribusi BNI dalam menekan emisi yang berasal dari limbah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×