kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.129   71,00   0,44%
  • IDX 7.073   89,18   1,28%
  • KOMPAS100 1.057   16,45   1,58%
  • LQ45 831   13,55   1,66%
  • ISSI 215   2,30   1,08%
  • IDX30 423   7,01   1,68%
  • IDXHIDIV20 510   7,78   1,55%
  • IDX80 120   1,85   1,56%
  • IDXV30 125   0,65   0,52%
  • IDXQ30 141   2,02   1,46%

Perbankan Memburu Dana Murah Lewat Bisnis Payroll


Minggu, 29 September 2024 / 16:12 WIB
Perbankan Memburu Dana Murah Lewat Bisnis Payroll
ILUSTRASI. Meski suku bunga acuan turun, beban cost of fund (CoF) tak akan langsung hilang


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski suku bunga acuan telah turun, tak bisa dipungkiri beban cost of fund (CoF) tak akan langsung hilang. Alhasil, upaya bank dalam mencari dana murah terus dilakukan untuk mengurangi CoF.

Memang, jika melihat data uang beredar Bank Indonesia (BI), ada fenomena penurunan secara bulanan untuk komponen dana murah, seperti tabungan dan giro.

Di Agustus 2024, tabungan dan giro secara total turun 0,87% secara bulanan menjadi Rp 5.236 triliun.

Adapun, salah satu upaya yang saat ini yang dilakukan oleh perbankan adalah menggenjot bisnis payroll yang dimiliki. Di mana, bank bekerja sama dengan perusahaan untuk mengelola gaji karyawan melalui rekening di bank tersebut.

SVP Retail Deposit Product and Solution Bank Mandiri Evi Dempowati membenarkan bahwa bisnis payroll bisa memberikan manfaat bagi bank untuk menarik lebih banyak nasabah dan mengumpulkan simpanan yang lebih stabil.

Baca Juga: Bank Mandiri Optimistis Kinerja Kredit Konsumer Tumbuh Seiring Penurunan Suku Bunga

Sebab, dengan adanya kerja sama payroll, karyawan pada akhirnya membuka rekening Bank Mandiri dan berujung pada menyimpan dana di bank berlogo pita emas ini.

”Ini membantu bank dalam meningkatkan rasio dana murah atau CASA,” ujar Evi kepada KONTAN, Jumat (29/9).

Evi melihat saat ini kontribusi bisnis payroll terhadap pemenuhan dana murah cukup signifikan. Per Agustus 2024, nasabah payroll sudah mencapai lebih dari 6,8 juta pegawai dengan posisi pengendapan dana lebih dari Rp 97 triliun.

”Itu sudah lebih dari 20% dari balance tabungan bankwide dan CoF terjaga di bawah 0,2%,” tambahnya.

Tak hanya memenuhi kebutuhan likuiditas saja, Evi menjelaskan bahwa bisnis payroll juga bisa memiliki potensi bagi bank untuk menawarkan produk kredit. Alhasil, bisnis ini bisa mempercepat penetrasi kredit, terkhusus kredit konsumtif.

Hal tersebut juga sudah terbukti dengan lebih dari 1 juta karyawan dari nasabah payroll Bank Mandiri telah memiliki produk konsumtif. Artinya, bisnis payroll memang berperan penting bagi bank untuk meningkatkan likuiditas maupun penyaluran kredit.

Sependapat, Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna mengatakan pengelolaan dana payroll juga turut berkontribusi terhadap kepemilikan dana murah. Per Agustus 2024, bank telah mengelola dana payroll sebesar Rp 21 triliun atau lebih dari 1,2 Juta nasabah.

Baca Juga: Pertumbuhan Kredit Double Digit Topang Kinerja Laba Bank KBMI 4

Sebagai gambaran, Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) di bank syariah terbesar tanah air ini mencapai Rp 297,78 triliun atau tumbuh 16,26% secara tahunan (yoy) hingga Agustus 2024. 

Anton bilang hal tersebut menjadi bukti bahwa kinerja BSI semakin dipercaya masyarakat. Dalam hal ini, BSI terus berupaya mempertahankan kinerja positif melalui optimalisasi dana murah yang pada periode yang sama naik pesat hingga 22,15%.

"Saat ini BSI terus berfokus pada pengembangan dana murah di segmen ritel. Salah satunya lewat sistem payroll. Melalui payroll ini, menjadi salah satu gate awal untuk menarik ekosistem transaksi syariah,” kata Anton.

Anton lanjut menjelaskan, saat ini BSI telah bekerja sama dengan lebih dari 1.400 institusi terkait payroll. Kerja sama ini meliputi pembayaran payroll, pembiayaan pegawai, maupun transaksi jasa keuangan lainnya. 

Ia melihat Payroll menjadi jembatan bisnis ritel untuk masuk ke pembiayaan yang minim risiko. Di mana posisi Agustus 2024, NPF (non performing financing) payroll BSI di bawah 1%.

“Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pembiayaan menggunakan sistem payroll sehat dan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan bisnis ritel,” kata Anton.

Tak hanya terjadi di bank konvensional, perbankan digital pun juga merasakan bisnis payroll mampu mendongkrak dana murah bank. Salah satunya, Allo Bank yang memang menjadi bank payroll untuk ekosistem CT Corp.

Baca Juga: Penyaluran Kredit Tumbuh, Laba Bersih Bank Besar Naik Pesat

Direktur Utama Allo Bank Indra Utoyo bilang sejak awal diluncurkan, pihaknya telah mulai membangun sinergi melalui kemitraan strategis dengan berbagai unit bisnis dalam ekosistem CT Corp melalui penyediaan rekening payroll karyawan unit bisnis tersebut. 

Ia melihat hal ini baik guna menunjang peningkatan dari segi dana murah dan meningkatkan transaksi nasabah di Allo Bank melalui mobile application, sekaligus membuka peluang berbagai program cross selling produk dan layanan Allo bank lainnya.

“Ke depan, tentunya kami memiliki aspirasi untuk membuka layanan ini ke perusahaan lainnya di luar ekosistem CT Corp sebagai bagian dari cash management solution kami,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×