kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.880   67,00   0,42%
  • IDX 7.129   -32,07   -0,45%
  • KOMPAS100 1.093   -1,25   -0,11%
  • LQ45 868   -3,61   -0,41%
  • ISSI 216   -0,02   -0,01%
  • IDX30 444   -2,48   -0,56%
  • IDXHIDIV20 536   -3,77   -0,70%
  • IDX80 125   -0,10   -0,08%
  • IDXV30 134   -2,04   -1,50%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Perbankan Siap Genjot Penyaluran Kredit Hijau pada Sisa Tahun Ini


Sabtu, 02 September 2023 / 22:35 WIB
Perbankan Siap Genjot Penyaluran Kredit Hijau pada Sisa Tahun Ini
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi keuangan di kantor cabang Bnak Mandiri Jakarta, Selasa (28/12). /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/28/12/2021.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran kredit perbankan ke sektor yang masuk dalam kategori hijau kian semarak dilakukan. Pertumbuhan tinggi pun dicatat beberapa bank untuk penyaluran kredit di sektor tersebut.

Salah satu bank yang cukup intens memberikan pendanaan ke sektor hijau adalah PT Bank DBS Indonesia. Bahkan, dalam waktu tujuh bulan saja, penyaluran kredit berkelanjutan di DBS Indonesia telah tumbuh 253% menjadi Rp 4 triliun.

Baru-baru ini, Bank DBS Indonesia juga telah menandatangani fasilitas kredit kepada PT Prasad Seeds Indonesia senilai US$ 4,6 juta. Pendanaan tersebut dipercaya bisa memberikan dampak pada sektor agriteknologi pangan untuk mencapai ketahanan pangan.

Direktur Institutional Banking PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie optimistis penyaluran kredit ke sektor berkelanjutan tersebut masih akan terus tumbuh hingga akhir tahun. Setidaknya, bisa ada tambahan lagi sekitar Rp 1,5 triliun.

Baca Juga: Penyaluran Pembiayaan Kendaraan Listrik CIMB Niaga Auto Finance Capai Rp 102 Miliar

“Jadi portofolio kredit berkelanjutan kita di akhir tahun semoga bisa mencapai Rp 5,5 triliun,” ujar Kunardy.

Adapun, Kun menjelaskan beberapa proyek hijau atau berkelanjutan yang sudah disalurkan oleh Bank DBS Indonesia dalam tahun ini sudah ada beberapa. Misalnya, green trade facility lender untuk Indomobil terkait pembiayaan motor listrik senilai US$ 16 juta.

Sementara itu, EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn bilang pihaknya melihat terbukanya peluang peningkatan pembiayaan hijau.  Hal tersebut selaras dengan semakin banyaknya dunia usaha yang mulai memperhatikan aspek lingkungan dalam melakukan bisnisnya, serta adanya dukungan dari pemerintah dan regulator. 

Ia juga menegaskan BCA selalu menjalankan prinsip kehati-hatian termasuk dalam memberikan pembiayaan pada sektor hijau. Pihaknya juga terus meningkatkan kapabilitas pembiayaan hijau dari berbagai aspek termasuk secara aktif berkomunikasi dan mengedukasi debitur terkait pembiayaan hijau.

“Tidak ada sektor khusus yang dibidik, BCA membuka kesempatan untuk pembiayaan ke seluruh sektor berkelanjutan,” ujarnya.

Sebagai informasi, hingga Juni 2023, penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan mencapai Rp 181,2 triliun atau tumbuh 6,9% YoY, berkontribusi hingga 24,3% terhadap total pembiayaan BCA. 

Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha bilang pihaknya saat ini juga sedang mendorong pertumbuhan green financing pada segmen ritel. Dalam hal ini, contohnya melalui peluncuran produk Kredit Serbaguna Mikro dan Kartu Kredit khusus pembelian PLTS Atap.

Baca Juga: BI: Penyaluran Kredit Properti Naik Tipis Di Juli 2023

“Serta penyaluran kredit Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai dengan bersinergi bersama perusahaan anak,” ujar Rudi.

Adapun, hingga Juni 2023, Bank Mandiri telah berhasil mencatatkan sustainable portfolio sebesar Rp 242 triliun, yang setara dengan 24,6% dari total kredit (bank only). Dari total tersebut, green financing menyumbang sebesar Rp 115 triliun yang tumbuh 10,2% YoY. 

“Pertumbuhan green financing didorong oleh pertumbuhan portofolio energi terbarukan dan transportasi ramah lingkungan yang masing-masing tumbuh 87% dan 35% YoY,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×