kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Perbankan Telah Menyerap Lebih dari 50% Belanja Modal IT di Tahun Ini


Rabu, 20 November 2024 / 20:37 WIB
Perbankan Telah Menyerap Lebih dari 50% Belanja Modal IT di Tahun Ini
ILUSTRASI. Belanja modal (capex) bank untuk penguatan keaamanan siber ini telah terserap lebih dari 50% hingga penghujung tahun ini. (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank-bank besar dan menengah terus mengembangkan digitalisasi layanan dan penguatan sisi keamanan seperti cybersecurity. Belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk penguatan keamanan siber ini telah terserap lebih dari 50% hingga penghujung tahun ini. 

PT Bank Tabungan Negara (BTN) misalnya, telah menyerap 60% capex IT yang dianggarkan Rp 790 miliar di tahun ini.

Direktur Information Technology BTN Andi Nirwoto mengatakan, anggaran tersebut telah digunakan untuk penguatan arsitektur security, digital channels app, back end processing seperti ERP, Human Capital management system, data analitik, serta peningkatan capacity infrastruktur.

Baca Juga: BTN Melakukan Tranformasi Digital Secara Terstruktur

"Untuk tahun depan, anggaran capex akan lebih besar dibanding tahun 2024. Untuk besarannya masih dalam proses finalisasi," kata Andi kepada Kontan.co.id, Selasa (19/11).

Andi menjelaskan, dalam meningkatkan keamanan digital di tengah banyaknya kasus fraud, harus selalu mengacu pada penguatan tiga pilar, yakni aspek people, proses dan sistem. 

"Penguatan ini merupakan aktivitas yang berulang dan kontinyu," tambahnya.

Andi mengaku, BTN memiliki rencana untuk membangun data center sendiri, dan rencana ini sudah ada dalam roadmap IT strategi BTN. Adapun saat ini BTN bekerjasama dengan Telkom dan Bitera dalam penggunaan data center.

PT Bank Mandiri juga terus menunjukkan komitmennya untuk memperkuat infrastruktur teknologi informasi (IT) melalui alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) yang signifikan.

Baca Juga: Bank Harus Pertebal Biaya Pengamanan Data

Direktur Teknologi Informasi Bank Mandiri Timothy Utama membeberkan belanja modal Bank Mandiri untuk IT kini telah mencapai 50% dari pendapatan berbasis biaya (fee-based income). Hal ini menurutnya, mencerminkan keberlanjutan dalam investasi teknologi, yang menjadi salah satu fondasi utama bagi pertumbuhan bisnis perbankan ke depannya.

"Kami telah mengalokasikan belanja modal IT di tahun 2024 yang cukup besar yang sudah kita lihat dengan guidance antara kira-kira lebih 50% daripada digital channel revenue atau fee based income digital setiap tahunnya," ungkap Timothy.

Adapun hingga kuartal III-2024, penyerapan capex IT Bank Mandiri disebut Timothy sudah hampir mencapai 80%. Di mana investasi ini khususnya dimanfaatkan untuk memperkuat transformasi digital yang berdampak positif pada peningkatan layanan kepada nasabah termasuk di dalamnya Kopra, Livin', Livin Merchants, serta penguatan proses operasional dan infrastruktur teknologi perseroan.

"Ke depan kami terus akan fokus pada peningkatankapabiltas Reliability, Availability, Security & Scalability (RASS) daripada infrastruktur kami secara berkelanjutan melalui program modernisasi teknologi peningkatan kapasitas IT," katanya.

Sementara itu, Timothy menyebut, untuk anggaran capex di tahun depan sedang pihaknya analisa dan akan ditetapkan secara prioritas khususnya untuk menjalankan transformasi yang berkelanjutan, dan peningkatan RASS melalui implementasi AI.

Baca Juga: Perbankan Optimalkan Capex IT untuk Perkuat Keamanan Digital di Tahun Ini

Serta peningkatan internal expertise untuk memastikan bahwa apapun yang pihaknya luncurkan bisa menopang daripada visi Bank Mandiri untuk terus maju ke depan, agar komersialisasi yang di jalankan bisa terwujudkan dengan digital transformation melalui teknologi yang berkelanjutan dan memberikan daya saing yang sangat kuat di market.

Sementara Arga M. Nugraha, Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI mengatakan, BRI telah menjalankan berbagai macam program strategis pengamanan informasi yang bertujuan untuk menekan risiko fraud dengan mengimplementasikan prinsip Zero Trust Architecture secara end-to-end mulai dari pengguna, endpoint, akses layanan, hingga data. 

Arga membeberkan, bahwa saat ini, BRI memiliki infrastruktur data center yang andal, terdiri dari Data Centers (DC) utama dan Disaster Recovery Center (DRC). 

Seluruh infrastruktur ini disebut Arga telah tersertifikasi Tier III sehingga menjamin ketersediaan dan uptime-nya. Seiring dengan pertumbuhan bisnis yang pesat, pihaknya juga terus meningkatkan kapasitasnya, baik dari sisi compute maupun catu daya.

"Peningkatan kapasitas dan kapabilitas yang berkelanjutan ini tentu membutuhkan dukungan anggaran yang memadai," kata Arga kendati dia tidak membeberkan berapa angka pastinya.

Ia menegaskan bahwa BRI berkomitmen penuh untuk terus berinvestasi dalam pengembangan teknologi dan talenta digital. Ini merupakan bagian integral dari strategi BRI untuk meningkatkan kualitas layanan dan menjaga kepercayaan dan kenyamanan nasabah.

Baca Juga: Perbankan Menyiapkan Anggaran Belanja Modal Jumbo untuk TI Tahun 2024

Hera F. Haryn, EVP Secretariat & Corporate Communication BCA mengatakan, untuk tahun ini, alokasi terbesar capex IT BCA masih digunakan untuk inovasi serta peningkatan kapasitas, termasuk dalam penggunaan teknologi yang mutakhir dalam standar pengamanan data maupun serangan siber.

Kendati tidak membeberkan lebih detail berapa belanja modal IT yang disiapkan dan telah terserap namun ia bilang BCA juga berinvestasi untuk pembangunan data center baru. Saat ini dan ke depannya, BCA berkomitmen menggunakan data center sendiri. 

"BCA juga senantiasa melakukan pengamanan dengan standar keamanan berlapis, manajemen risiko dan liability, serta akuntabilitas untuk menjaga data dan transaksi digital nasabah tetap aman," kata Hera.

Menurutnya, seluruh strategi dan standar keamanan tersebut senantiasa dimutakhirkan dan dievaluasi secara berkesinambungan, dalam rangka memastikan keamanan data dan transaksi nasabah BCA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×