kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Perdagangan korporasi sumbang kredit berisiko di Mayapada


Selasa, 20 Maret 2018 / 11:34 WIB
Perdagangan korporasi sumbang kredit berisiko di Mayapada
ILUSTRASI. Bank Mayapada


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA) mencatat dua sektor kredit yaitu perdagangan dan korporasi merupakan penyumbang kredit dalam perhatian khusus.

Haryono Tjahjarijadi, Presiden Direktur Bank Mayapada bilang bank sudah menyiapkan strategi agar kredit tersebut tidak turun ke kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL).

"Penanganannya dengan cara pendekatan ke debitur," kata Haryono kepada kontan.co.id, Selasa (20/3). Bank Mayapada menyadari potensi turunnya kredit kategori kolektibilitas dua ke NPL ini karena kondisi ekonomi.

Perlambatan ekonomi yang terjadi berimbas ke performa usaha debitur. Sayang, Bank Mayapada belum merinci berapa jumlah dan porsi kredit dalam perhatian khusus bank milik Group Mayapada ini.

Pada kuartal III-2017 lalu, Bank Mayapada mencatatkan NPL 2,18% atau turun dari periode 2016 yang sebesar 2,38%.

Secara industri, rasio kredit bermasalah diproyeksi akan mengalami kenaikan 10 basis poin - 20 bps pada semester I-2018 ini. Diperkirakan, kredit restrukturisasi dan kredit dalam perhatian khusus yang turun menjadi kredit bermasalah atau NPL.

Dalam riset Mandiri Sekuritas pekan lalu (14/3), Analis Tjandra Lienandjaja, Priscilla Thany dan Silvony Gatherie bilang, bank pada tahun ini akan mengantisipasi penurunan kualitas aset.

Terutama jika target pertumbuhan ekonomi tahun ini tidak terlalu tercapai. Menurut catatan Mandiri Sekuritas, jumlah kredit yang direstrukturisasi mengalami kenaikan 50% dalam dua tahun terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×