Reporter: Nina Dwiantika |
JAKARTA. Ada yang menarik dari data Statistik Perbankan Indonesia terbaru, yang dipublikasikan Bank Indonesia (BI) dua hari silam. Bank-bank besar terlihat salip menyalip mengumpulkan dana pihak ketiga (DPK). Peringkat 10 bank terbesar dari sisi DPK sepanjang periode Desember 2011 - Februari 2012 mengalami pergeseran.
Bank Rakyat Indonesia (BRI) harus merelakan Bank Central Asia (BCA) mendongkel posisinya di peringkat dua. Sementara posisi Bank Danamon di tangga keenam, tergusur Bank Pan Indonesia (Panin) dan Bank Permata.
BRI dan Danamon turun peringkat, karena DPK mereka selama dua bulan tersebut susut tajam. DPK BRI misalnya anjlok Rp 41 triliun, dari Rp 372,1 triliun menjadi Rp 331,6 triliun. Sedangkan DPK BCA, kompetitor terdekatnya, bertambah Rp 11 triliun menjadi Rp 334 triliun.
Jika dibandingkan dengan tahun lalu (year on year/yoy), DPK BRI memang tumbuh 18%. Namun BCA membukukan kenaikan DPK lebih tinggi lagi, yakni 21%.
Kondisi serupa juga terjadi dengan Danamon. Saat perolehan DPK-nya turun Rp 3,07 triliun, Bank Panin dan Permata justru membukukan kenaikan DPK sebesar Rp 4 triliun. Alhasil, Danamon kini mengisi peringkat delapan, turun dua peringkat dari posisi akhir 2011.
Kondisi tersebut tak lepas dari karakter masing-masing bank. Di bank BUMN misalnya, penurunan DPK pada awal tahun sudah faktor musiman. Biasanya, pemerintah pusat dan daerah, mencairkan anggaran untuk membayar proyek yang berjalan sejak akhir tahun sebelumnya.
Maka itu, pertumbuhan DPK bank BUMN selalu terlihat mencolok pada kuartal III-IV, lalu menyusut pada awal tahun berikutnya.
Selain BRI, Bank Mandiri dan Bank BNI juga mengalami penurunan DPK, masing-masing senilai Rp 18 triliun dan Rp 16 triliun. Tetapi, posisi ban berlogo angka 46 ini tidak sampai tergeser.
Salah satu cara bank memperbesar DPK dengan memperluas jaringan. Maklum, salah satu syarat bank membetot minat nasabah adalah kemudahan mengakses untuk bertransaksi. "Kami akan terus melakukan kerjasama dengan bank-bank kelas menengah agar dapat juga memanfaatkan mesin ATM BCA," kata Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja.
Wakil Direktur Utama Panin, Roosniati Salihin mengatakan, kenaikan itu karena pihaknya terus mempromosikan produk tabungan dengan tawaran bunga menarik, tetapi sesuai ketentuan. Saat ini, Panin menawarkan bunga simpanan pada kisaran 1%-3,75% sesuai jenis tabungan. "Kami akan memberikan pelayanan dan jangkauan yang mudah bagi penabung," kata Roosniati, Kamis (19/4).
Direktur Financial Institution and Internasional Bank Panin, Hendrawan D mengatakan, tahun ini, banknya akan menambah kantor cabang antara 30 unit sampai 40 unit yang tersebar di 28 provinsi.
Alokasi penambahan cabang ini sebesar Rp 100 miliar. "Per satu cabang dananya sekitar Rp 3 miliar sudah termasuk teknologi informasi (TI) dan sumber dana manusia (SDM)," tuturnya. n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News