Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
Ia mendapatkan banyak pelajaran dari pengalaman dari mengemban studi di negeri orang untuk kemudian menjadi bekalnya dalam menjalankan kariernya di industri perbankan.
Baca Juga: BTN Kembangkan Ekosistem Digital Perumahan
Sekembali ke Tanah Air, ayah empat anak ini kembali bekerja dan ditempatkan di berbagi unit bisnis di Bank Mandiri hingga jabatan Kepala Group. Pada November 2019, ia pindah ke BTN setelah diangkat Menteri BUMN menjadi Direktur Manajemen Risiko dan Transformasi.
Masuk ke level manajemen, tantangan yang dihadapi pria yang gemar mendengar musik rock ini tidak berhenti. Selain tantangan perbedaan fokus bisnis antara Bank Mandiri dan BTN, selanjutnya ia juga harus menghadapi perubahan industri perbankan yang begitu cepat di tengah era digital.
Kunci menghadapi tantangan itu menurutnya adalah beradaptasi dengan melahirkan inovasi mengikuti perkembangan kebutuhan market. Seorang bankir menurutnya harus memiliki growth mindset atau tidak anti terhadap perubahan.
Kedua, bank harus melakukan perubahan budaya yang sejalan dengan era digital, Birokrasi yang sebelumnya bertele-tele harus diringkas lebih cepat.
Dia sebagai manajemen bersama dengan direksi perusahaan yang lain harus mendorong hal itu agar bank yang mereka pimpin bisa terus bertumbuh.
Perubahan tersebut sudah mulai dilakukan BTN. Saat ini, bank spesialis KPR ini sedang melakukan transformasi dengan memasang fondasi menuju pertumbuhan bisnis yang kuat ke depan.
Dalam menjalani karier sebagai bankir, Setiyo selalu memegang tegas prinsip integritas, presisten dan terus belajar. Ketiga hal itulah yang membawanya hingga ke posisi sampai saat ini.
Baca Juga: Bank BTN (BBTN) Bakal Makin Banyak Memberi Utang
Prinsip tersebut juga selalu ia tekankan untuk dimiliki tim kerja atau karyawan yang dibawahinya. Di samping tentunya, selalu menjunjung tinggi nilai-nilai perusahaan.
Menurutnya, integritas itu penting. "Kita harus mampu menyajikan atau mengejar sesuatu sesuai dengan ekspektasi pimpinan, perusahaan atau organisasi. Tanpanya, perusahaan tidak akan bisa berjalan dengan efektif dan efisien," ujarnya.