Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan terus memperkuat bisnis treasury dengan meningkatkan layanan digital serta menyediakan produk inovatif yang dibutuhkan nasabah. Melalui strategi tersebut, diharapkan dapat berkontribusi bagi pemasukan perusahaan.
Bank BRI misalnya, berhasil mencatatkan pertumbuhan aset kelolaan pada bisnis treasury.
Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan, hingga akhir Juni 2022, bisnis treasury berkontribusi Rp 1,5 triliun, atau 8,50% dari total pendapanan non-bunga BRI sebesar Rp 17,53 triliun.
Baca Juga: Semakin Kuat Terapkan ESG, Kredit Berkelanjutan BRI Tembus Rp657,1 Triliun
"Bisnis Treasury dapat berkontribusi pada pendapatan non bunga untuk menjaga tingkat profitabilitas perusahaan," kata Aestika, Kamis (18/8).
Menurut Aestika, transaksi nasabah menjadi salah satu faktor penopang utama pertumbuhan bisnis Treasury BRI. Secara tahunan, transaksi nasabah mampu tumbuh sebesar 26,5% per semester I-2022.
Perseroan juga aktif sebagai market maker dalam memenuhi kebutuhan nasabah baik segmen ritel, korporasi maupun interbank dalam mendukung keberlanjutan pasar keuangan yang maju, modern dan transparan.
Hal ini didukung dengan pemanfaatan jaringan e-channel BRI yang memberikan kemudahan bagi nasabah untuk bertansaksi, seperti BRICAMS, CMS dan BRImo.
Selain itu, BRI mendukung transaksi valas nasabah melalui pemberian kurs yang kompetitif, improvisasi produk sesuai kebutuhan nasabah, dan peningkatan pengalaman pengguna dalam e-channel BRI juga menjadi katalis peningkatan transaksi valas di BRI.
Treasury BRI terus menjaga eksistensinya melalui strategi bisnis yang dinamis melalui pengelolaan likuid aset untuk mendorong pertumbuhan Kredit, menjaga durasi dan porsi alokasi investasi sebagai mitigasi risiko pasar, optimalisasi arus kas nasabah.
Kemudian menjaga pemenuhan rasio keuangan dan berkomitmen terhadap pembiayaan berkelanjutan. Salah satunya melalui penerbitan green bond. Dibarengi peningkatan sinergi dengan entitas anak yang juga menjadi salah satu fokus treasury dalam optimalisasi layanan dan pendapatan.
"Ke depan BRI optimistis melalui strategi digitalisasi dan perbaikan bisnis proses yang dilakukan, pendapatan bisnis treasury dapat tumbuh double digit di tahun 2022," ungkapnya.
Baca Juga: Bisnis Treasury Dorong Pertumbuhan Pendapatan BRI
Sementara itu, Bank BTN terus meningkatkan volume dan transaksi bisnis treasury bagi nasabah seperti jual beli surat berharga. Direktur Keuangan BTN Nofry Rony Poetra mengatakan, perusahaan juga mengembangkan bisnis transaksi jual beli forex.
"Khusus untuk nasabah ritel, kami menawarkan spread rate yang menarik dan bersaing dengan size transaksi yang lebih kecil untuk lebih memenuhi kebutuhan nasabah ritel yang baru mencoba transaksi surat berharga dan forex," terangnya.
Sementara itu, Bank Mandiri mencatatkan pertumbuhan fee based income atau pendapatan berbasis biaya dan komisi secara konsolidasi sebesar 1% menjadi Rp 15,9 triliun pada Juni 2022.
Berdasarkan materi paparan kinerja Bank Mandiri semester I 2022, fee based income Bank Mandiri masih tumbuh 12% yoy dari Rp 6,1 triliun menjadi Rp 6,87 triliun. Dari situ pendapatan treasury menyumbang porsi sebesar Rp 2,6 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News