Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan terus memperkuat likuiditas di tengah meningkatnya permintaan kredit saat pemulihan ekonomi dan membaiknya pengendalian kasus Covid-19. PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) misalnya berupaya mendapatkan pinjaman kredit dari bank lain.
Direktur Bank Oke Efdinal Alamsyah menyatakan, Bank Oke telah melakukan penandatanganan perjanjian kredit antara perseroan dengan PT Bank Central Asia Tbk. Kerja sama ini telah dilakukan pada 13 Mei yang lalu.
“Perolehan fasilitas pinjaman time loan revolving dari Bank BCA sebesar Rp 100 miliar dengan tenor 1 tahun. Fasilitas Kredit tersebut akan digunakan untuk kebutuhan modal kerja Perseroan,” mengutip pernyataan Efdinal dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (18/5).
Baca Juga: Pasar Lesu, Bankir Siapkan Rights Issue
Lanjutnya, pinjaman tersebut akan memperkuat rasio likuiditas Perseroan. Ia menyatakan kerja sama ini tidak akan menimbulkan dampak materil terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, ataupun kelangsungan usaha Bank Oke.
Asal tahu saja, perbankan semakin agresif menjalankan fungsi intermediasi. Hingga kuartal I 2022, Bank Indonesia (BI) mencatat penyaluran kredit perbankan tumbuh 6,4% year on year (yoy) menjadi Rp 5.848,7 triliun.
Akselerasi pertumbuhan kredit utamanya bersumber dari golongan debitur perorangan. Kredit kepada perorangan tumbuh 8,4% yoy menjadi Rp 2.847,8 triliun pada tiga bulan pertama 2022.
Sementara itu, pertumbuhan kredit kepada korporasi sedikit melambat dari 6,0% pada Februari 2022 menjadi 5,8% yoy di Maret 2022. Adapun total penyaluran kredit ke segmen korporasi mencapai Rp 2.957,6 triliun pada kuartal pertama 2022.
Baca Juga: OK Bank Gandeng Commerce Finance Salurkan Kredit SPayLater
Gubernur BI Perry Warjiyo memproyeksikan, pertumbuhan kredit perbankan di tahun 2022 masih di kisaran 6% hingga 8%. Sedangkan himpunan dana pihak ketiga (DPK) perbankan diperkirakan naik 7% hingga 9% pada tahun ini.
“Sebab, baik penawaran maupun permintaan kredit mengalami perbaikan. Dari sisi penawaran perbankan terjadi perbaikan, tak hanya suku bunga tapi likuiditas yang berlebih. Lending standar juga terus mengalami perbaikan, dalam arti, appetite bank dalam salurkan kredit makin baik dan meningkat,” ujar Perry, belum lama ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News