Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk terus berinovasi untuk mendukung sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Terkait hal itu, Bank Mandiri menyiapkan solusi pembiayaan yang cepat dan aman melalui kerjasama dengan sejumlah platform e-commerce dan teknologi finansial (tekfin) peer to peer (P2P) untuk memperkuat permodalan pelaku UMKM dan memitigasi dampak pandemi covid-19.
Saat ini, Bank Mandiri telah memiliki kerjasama penyaluran kredit digital dengan tiga e-commerce, yakni Bukalapak, Tokopedia dan Shopee, serta beberapa tekfin P2P seperti Amartha, Crowde, Investree, Akseleran dan Koinworks. Dari kerjasama ini, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit digital sebesar Rp 192.8 Miliar pada akhir Juni 2020 kepada 6,639 debitur.
Baca Juga: BNI gelar Griya Expo Online untuk dorong penyaluran KPR, catat tanggalnya
Menurut Direktur Hubungan Kelembagaan Bank Mandiri Donsuwan Simatupang, penyaluran kredit via platform digital yang telah diinisiasi perseroan sejak 2018 merupakan salah satu inovasi strategi bisnis yang diterapkan untuk mendukung pencapaian keinginan Bank Mandiri menjadi modern digital bank di tanah Air
"Sebagai bentuk dukungan pada program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pemerintah, kami siap meningkatkan penyaluran kredit digital secara channeling ini dengan merangkul lebih banyak lagi platform online," kata Donsuwan dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Jumat (17/7).
Dia menjelaskan, inisiatif Bank Mandiri melakukan channeling dengan e-commerce dan tekfin P2P juga dilatarbelakangi oleh keinginan untuk membuka target pasar baru, yaitu pelaku usaha yang secara size business sudah layak, namun belum bankable. "Nah ini merupakan strategi untuk memitigasi risiko dimana mitra platform digital menjadi refferal calon debitur," katanya.
Selain itu, tambah Donsuwan, pemanfaatan teknologi informasi terkini oleh e-commerce maupun tekfin dalam penyediaan alternatif data sangat membantu perbankan untuk pengembangan scoring kredit yang customized sesuai dengan karakteristik target market UMKM yang beragam dan untuk menyesuaikan diri dengan ekosistem ekonomi digital. "Jadi meskipun dilakukan secara online, kami tetap memastikan bahwa pembiayaan model non tradisional ini akan memenuhi prinsip kehati-hatian dan tata kelola perusahaan yang baik (GCG)," katanya.
Baca Juga: Xendit optimalkan layanan dengan menghadirkan Direct Debit
Donsuwan mengungkapkan, kolaborasi ini akan membuat industri perbankan lebih cepat beradaptasi pada perubahan di luar, seperti semakin berkembangnya bisnis model economic sharing. Salah satu contoh nyata adaptasi Bank Mandiri terhadap perkembangan digital adalah aplikasi Mandiri Pintar (Pinjaman Tanpa Ribet).
Aplikasi ini memangkas proses administrasi dalam pengajuan kredit mikro produktif karena nasabah tidak akan direpotkan lagi dengan permintaan dokumen dan persetujuan bisa diperoleh dalam 15 menit sejak permohonan di-input ke sistem oleh tenaga pemasar.
Selain itu, nasabah maupun masyarakat juga tidak perlu mendatangi kantor cabang Bank Mandiri untuk mengajukan kredit mikro. Sebab, melalui aplikasi ini, tenaga pemasar mikro Mandiri yang saat ini berjumlah lebih dari 6.700 orang dapat memproses kredit langsung dari lokasi nasabah berada.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News