Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Manajemen PT Bank Permata Tbk mengaku belum menerima pemberitahuan atau informasi dari Standard Chartered Bank (Stanchart) mengenai rencana merger.
Sekretaris Perusahaan Bank Permata Katharine Grace mengatakan, secara umum, bank terus mendapatkan dukungan dari dua pemegang saham utama yaitu Astra International dan Stanchart.
“Dukungan ini berkaitan dengan modal yang disetor melalui penawaran umum terbatas sebesar Rp 8,5 triliun sepanjang 2016 sampai 2017,” ujar Katharine dalam keterbukaan kepada Bursa Efek Indonesia, Kamis (2/3).
Sebelumnya, Standard Chartered mengaku, sudah mempunyai beberapa opsi untuk kepemilikan sahamnya di perbankan Indonesia. Salah satu opsi ini adalah menggabungkan Standard Chartered Indonesia dengan Bank Permata.
Mengutip Financial Times, langkah ini, menurut Bill Winters, Chief Executive Officer Standard Chartered, untuk memenuhi ketentuan aturan kepemilikan tunggal atau Single Presence Policy (SPP).
Sebagai informasi, saat ini, kepemilikan Standard Chartered di industri perbankan Indonesia terbagi menjadi dua. Pertama di Bank Permata sebesar 44,56% sedangkan kedua di bank asing Standard Chartered sebesar 100%.
Bill Winters mengatakan, ada beberapa opsi untuk memenuhi aturan SPP. Pertama, dengan menjual salah satu aset Standard Chartered kemudian dilakukan investasi di salah satu aset yang lain.
Kedua, dengan melakukan akuisisi Bank Permata dan kemudian menggabungkannya dengan aset Standard Chartered Indonesia. Namun, Bill Winters memastikan bahwa Stanchart tidak akan menjual saham Bank Permata.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News